RAYA– Melalui program Tanggung Jawab Lingkungan (TJSL), terus melakukan berbagai inisiatif dalam mengatasi persoalan sampah melalui program-program yang secara nyata dapat menjadi solusi permasalahan sampah di wilayah perkotaan atau wilayah padat penduduk.

Kepedulian terhadap masalah sampah tersebut dilakukan seiring dengan peningkatan persoalan sampah seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat perkotaan yang tidak diimbangi dengan jumlah tempat pembuangan sampah yang memadai.

Salah satunya adalah melalui Gerakan Anti Sampah “” yang dimplementasikan di berbagai pasar di beberapa wilayah di antara lain wilayah Semarang, Malang, Bandung, Surabaya dan Denpasar.

Pasar dipilih sebagai lokasi program berorientasi lingkungan karena pasar merupakan salah satu sarana publik. Lokasi berlangsungnya aktivitas Masyarakat yang menghasilkan sampah setiap harinya.

Setelah sukses di beberapa kota, kali ini Gerakan Anti Sampah “Yok Kita Gas” dilakukan di Pasar Kota Banjar Jl. Lingkung Ps. Barat, Hegarsari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Provinsi Jawa Barat.

Gerakan ini dimulai dengan dan sosialisasi kepada 1.569 padagang Pasar Banjar tentang pentingnya pengelolaan sampah. Para pedagang diberikan edukasi untuk mampu memilah antara sampah organik dan anorganik.

Sampah anorganik disalurkan ke sehingga bisa menghasilkan tambahan pendapatan bagi pedagang pasar. Sedangkan sampah organik diolah menggunakan metode Maggot Black Soldier Fly (BSF) yang menghasilkan eco-enzyme dan pakan ternak sehingga bisa dimanfaatkan kembali oleh pedagang pasar.

“Kondisi Pasar Banjar ini sebelumnya banyak sampah berserakan dan di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) selalu mengeluarkan aroma tidak sedap dan becek karena adanya pembusukan dari sampah-sampah organik,” ujar Erawan Safari, selaku Ketua Bank Sampah Pasar Banjar, dalam keterangan tertulis yang diterima Sulteng Raya, Jumat (29/9/2023).

Selain sosialisasi, BRI juga memberikan bantuan sarana prasarana pengolahan sampah untuk mendukung Gerakan Anti Sampah di Pasar Banjar. Hasilnya, saat ini, tercatat sebanyak 1.000 kg organik dan 500 kg sampah anorganik berkurang per bulan di Pasar Kota Banjar. Selain itu juga jumlah gas metan (CH4) berkurang sebanyak 21,34 kg per bulan dan reduksi karbon sebanyak 52,82 kg per bulan.

“Kami menyambut baik program ini di pasar kami. Hal ini juga berdampak ke lingkungan Pasar Banjar, dimana sampah-sampah sudah berkurang. Kami pun akhirnya sadar bahwa sampah itu bisa diolah dan menghasilkan uang,” katanya.

Sementara itu, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengatakan bahwa “Yok Kita Gas” diharapkan dapat fokus dan berdampak positif bagi lingkungan.

Program itu, kata dia, merupakan program yang terintegrasi dengan menerapkan prinsip sistematis, menyeluruh, berkesinambungan, serta mengutamakan masyarakat dan .

Selain itu dalam pelaksanaannya, program ini terintegrasi dengan proses bisnis BRI dengan memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan masyarakat.

“Kami berharap apa yang telah dilakukan BRI dapat memberikan manfaat bagi para pedagang di Pasar Kota Banjar dan juga untuk masyarakat secara luas, sehingga kedepannya Pasar Kota Banjar dapat menjadi pasar percontohan khususnya di wilayah Kota Banjar dan di Provinsi Jawa Barat umumnya,” pungkas Hendy. RHT