Tahap ketiga disebut ‘Itq min an-Nar (Sepuluh Hari Terakhir). Fase puncak ini ditandai dengan intensifikasi ibadah maksimal, terutama pada malam-malam ganjil untuk mencari Lailatul Qadar. Pada tahap ini, seorang salik diharapkan telah mencapai tingkat kesadaran spiritual yang memungkinkannya untuk merasakan kedekatan khusus dengan Allah SWT. I’tikaf di masjid menjadi praktek yang sangat dianjurkan pada fase ini.

Dari perspektif ilmu modern, puasa Ramadan memiliki dampak signifikan pada fungsi otak dan kesehatan mental. Penelitian terkini menunjukkan bahwa puasa intermiten dapat meningkatkan produksi Brain-Derived Neurotrophic Factor (BDNF), protein yang berperan dalam plastisitas otak dan fungsi kognitif. Kondisi ini dapat menjelaskan mengapa banyak pelaku Suluk Ramadan melaporkan pengalaman spiritual yang lebih intens dan kejernihan pikiran yang meningkat.