Sehingga penentuan awal Ramadhan, awal Syawal, maupun awal Dzulhijjah, tidak perlu lagi dipertentangkan, karena itu ranah keyakinan. Para penganut Hisab (penghitungan astronomi) maupun penganut rakyat (melihat bulan secara langsung atau pakai teropong), tahun ini sepakat menetapkan 1 Ramadhan 1446 hijriyah jatuh pada hari Sabtu tanggal 1 Maret 2025. Meskipun orang-orang yang ingin melaksanakan shalat tarawih harus menunggu keputusan pemerintah melalui sidang isbath.

Namun untuk penetapan 1 Syawal 1446 Hijriyah maupun 1 Dzulhijjah 1446 Hijriyah, bagi penganut Hisab telah menetapkan bahwa 1 Syawal 1446 Hijriyah jatuh pada tanggal 31 Maret 2025 Miladiyah. Dan 1 Dzulhijjah 1446 Hijriyah jatuh pada hari Rabu tanggal 28 Mei 2025 Miladiyah.

Namun kita semua yakin bahwa jika penghitungan astronomi (hisab) digunakan, maka dipastikan tidak lagi membutuhkan teropong untuk melihat bulan secara langsung. Tidak lagi membutuhkan sidang Isbath, sehingga dapat menerapkan efisiensi anggaran. Cukup menetapkan kriteria saja. Misalnya kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunai Indonesia Malaysia Singapura), atau kriteria wujudul hilal hisab hakiki ala Muhammadiyah.