SULTENG RAYA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tengah mencatat, sektor Pasar Modal di daerah ini mengalami pertumbuhan investor per Oktober 2024.
Kepala OJK Sulteng, Bonny Hardi Putra, megatakan, tercatat sepanjang periode itu, terdapat 144.159 rekening investasi dengan pertumbuhan (yoy) mencapai 56,75 persen.
“Share terbesar masih didominasi rekening reksadana sebanyak 111.679 rekening atau 77,47 persen dari keseluruhan rekening investasi di Sulteng,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Sulteng Raya, Jumat (20/12/2024).
Ia mengatakan, tahun depan, OJK Sulteng memiliki fokus untuk akselerasi sektor pasar modal. Penambahan galeri investasi di tiap-tiap perguruan tinggi di Sulteng dinilai menjadi salah satu instrumen ampuh menggenjot akselerasi itu. “Tahun depan (2025, red), kami fokus disitu,” kata Bonny.
Sementara itu, OJK Sulteng juga menilai indikator industri jasa keuangan lain. Secara keseluruhan, kata Bonny, IJK di Sulteng tetap terjaga stabil dengan kinerja yang positif, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga.
Perkembangan industri perbankan, industri keuangan non-bank di Sulteng tumbuh positif seiring dengan kegiatan edukasi dan inklusi keuangan serta pelindungan konsumen yang dilakukan secara berkelanjutan.
Pada posisi 31 Oktober 2024, seluruh indikator perbankan mengalami pertumbuhan positif secara year-on-year (yoy) dengan posisi aset perbankan tercatat sebesar Rp75,63 triliun atau tumbuh 23,72 persen (yoy), penyaluran kredit sebesar Rp57,86 triliun atau tumbuh 23,03 persen (yoy), dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga sebesar Rp36,85 triliun atau tumbuh 15,30 persen (yoy).
Kinerja intermediasi perbankan terjaga pada level yang tinggi dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 156,97 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah terkendali dengan non-performing loan 1,47 persen.
Kinerja perbankan syariah juga mengalami peningkatan dengan; nilai aset sebesar Rp3,43 triliun, 17,87 persen (yoy), pembiayaan syariah masih menunjukkan tren positif 16,09 persen (yoy) menjadi Rp3,03 triliun dan penghimpunan dana pihak ketiga tumbuh 31,76 persen (yoy) menjadi Rp2,23 triliun.
“Komitmen perbankan untuk terus mendorong UMKM diwujudkan dalam peningkatan penyaluran kredit kepada UMKM, pada 31 Oktober 2024 posisi penyaluran kredit kepada UMKM sebesar Rp17,76 triliun atau tumbuh 15,03 persen (yoy) dengan kualitas NPL yang masih terjaga sebesar 2,61 persen atau masih di bawah threshold 5 persen,” katanya.
Selanjutnya, perkembangan IKNB di Sulteng posisi 31 Oktober 2024 juga menunjukkan kinerja positif. Kinerja Perusahaan Pembiayaan di Sulawesi Tengah tumbuh positif dengan penyaluran pembiayaan sebesar Rp6,89 triliun meningkat 15,10 persen (yoy) dengan Non-Performing Financing yang masih terjaga di angka 1,85 persen.
Sektor dana pensiun juga menunjukan pertumbuhan positif, tercermin dari total aset tumbuh 7,85 persen (yoy) menjadi Rp103,82 miliar dan total investasi meningkat 9,67 persen menjadi Rp102,16 miliar.
Dari sisi pembiayaan peer-to-peer lending, outstanding pinjaman tercatat sebesar Rp468,44 miliar meningkat 65,19 persen (yoy) dengan jumlah rekening penerima aktif sebanyak 147.159 rekening dengan tingkat wanprestasi atau kelalaian penyelesaian kewajiban yang tertera dalam perjanjian Pendanaan di atas 90 hari sejak tanggal jatuh tempo (TWP90) berada pada angka 1,60 persen. RHT