SULTENG RAYA- Masjid Nur Hidayah, Salakan, Kabupaten Banggai Kepulauan didatangi Tim Penilai Pusat Masjid Percontohan Tingkat Nasional yang didampingi oleh Tim dari Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Tengah pada Minggu 22 September 2024.

Kedatangan Tim Penilai Pusat Masjid Percontohan Tingkat Nasional tersebut bertujuan untuk menilai kelayakan masjid ini untuk mendapatkan Anugerah Masjid Percontohan dan Ramah (AMPeRa) tingkat nasional.

Masjid Nur Hidayah Salakan menjadi satu-satunya masjid yang mewakili Provinsi Sulawesi Tengah dalam ajang ini. Tim penilai meninjau program serta fasilitas yang disediakan oleh masjid, yang ditujukan untuk menciptakan lingkungan yang ramah bagi anak dan perempuan.

Dalam sambutannya, perwakilan tim penilai Syahrul Apriandi, menjelaskan bahwa kunjungan mereka bertujuan untuk melakukan survei dan verifikasi terhadap persyaratan yang telah diajukan oleh pengelola masjid. Hasil verifikasi ini nantinya akan menjadi acuan penilaian untuk menentukan nominasi masjid yang akan diundang pada penganugerahan AMPeRa mendatang.

Kepala Kantor Kemenag Banggai Kepulauan, H. Sofyan Arsyad, mengucapkan selamat datang kepada tim penilai dari pusat dan tim pendamping dari Kanwil Kemenag Sulawesi Tengah. Ia juga menyampaikan rasa bangganya karena Masjid Nur Hidayah terpilih sebagai salah satu nominasi yang bersaing dengan masjid-masjid dari daerah dan kota besar lainnya di tingkat nasional.

“Ini sejalan dengan program pemerintah daerah yang berkomitmen memfasilitasi semua tempat ibadah agar ramah anak. Kami berharap seluruh tempat ibadah di daerah ini menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi anak-anak dan perempuan,” ungkap Sofyan dikutip dari Website Kenawil Kemenag Sulteng, Rabu (25/9/2024).

Sementara itu, Pj. Bupati Banggai Kepulauan, Ihsan Basir, dalam sambutannya menyoroti program utama pemerintah daerah, Malane Mola, yang berfokus pada peningkatan keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak. Ia menjelaskan bahwa program ini berjalan seiring dengan upaya menjadikan rumah ibadah sebagai tempat yang mempererat peran orang tua dan anak dalam beribadah bersama.

“Salah satu bentuk komitmen pemerintah daerah adalah mendukung program-program yang membuat masjid dan tempat ibadah menjadi lingkungan yang ramah anak dan perempuan. Kami berharap Masjid Nur Hidayah bisa menjadi contoh yang baik, tidak hanya di tingkat kabupaten, tetapi juga provinsi dan nasional,” tutur Ihsan Basir.

Komitmen tersebut merupakan bagian dari visi untuk menciptakan ruang yang aman dan nyaman bagi keluarga dalam beribadah, sekaligus mendorong keterlibatan aktif orang tua, khususnya ayah, dalam membentuk karakter anak melalui kegiatan keagamaan di masjid.

Penilaian ini diharapkan dapat menjadi langkah penting bagi Masjid Nur Hidayah dalam menjadi pelopor masjid ramah anak dan perempuan di Sulawesi Tengah. Seluruh pihak berharap masjid ini meraih hasil terbaik dalam ajang AMPeRa tingkat nasional.*ENG