Bukti nyata gagalnya sistem Pendidikan saat ini dapat dilihat dari bagaimana Pemanfaatan Teknologi untuk mengakali test UTBK, hal ini menggambarkan buruknya akhlak calon mahasiswa.seperti dilansir Beritasatu.com (25/4/2025) panitia UTBK SNBT 2025 menyoroti adanya modus kecurangan baru oleh sejumlah peserta UTBK SNBT 2025, yakni memasang kamera yang tidak terdeteksi metal detector di behel gigi, kuku, ikat pinggang dan kancing baju. Hal ini dikuatkan pula oleh survey KPK, yang menyebutkan banyak siswa SMA dan mahasiswa yang menyontek.
Deputi Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK, Dadan Wardana menyampaikan bahwa dalam kejujuran akademik, kasus menyontek masih ditemukan pada 78% sekolah dan 98% kampus. Dengan kata lain menyontek masih terjadi pada mayoritas sekolah maupun kampus, Untuk kasus plagiarisme masih ditemukan pada 43% kampus dan 6% sekolah (dikutip dari detik.com (25 April 2025).
Penerapan Sistem Pendidikan Kapitalisme
Dalam sistem kapitalisme, penyelenggaraan Pendidikan akan dikuasai oleh pemilik modal sebagai pembuat kebijakan-kebijakan yang merubah pola pikir masyarakat, sehingga pendidikan hanya diarahkan untuk mencari lapangan pekerjaan semata.
Manusia saat ini ada yang disibukkan untuk meraih pendidikan setinggi-tinggi mungkin, yang tujuannya memperoleh suatu pekerjaan sebagai penunjang hidupnya. Namun, sebagian orang, pendidikan itu hanya sebatas iming-iming ijazah sebagai salah satu syarat untuk melamar pekerjaan. Hal ini membuat arti sekolah yang dulunya sebagai tempat pertumbuhan karakter manusia sekarang berubah fungsi sebagai tempat untuk mendapatkan ijazah. Sehingga tradisi menyontek, plagiat, serta suap menyuap menjadi hal yang biasa dilakukan oleh para peserta didik.
Kapitalisme di dunia pendidikan juga menyebabkan timbulnya kelompok masyarakat yang dibedakan berdasarkan status sosial dan ekonomi. Perbedaan biaya sekolah yang berbeda-beda menyebabkan pendidikan yang diperoleh pun menjadi tidak merata. Semakin besar kemampuan membayar peserta didik, maka semakin besar pula kesempatan untuk mengakses lembaga pendidikan bergengsi dengan kemewahan fasilitas. Selain itu, kapitalisme menjadikan pendidikan sebagai proses yang tidak memanusiakan manusia serta hanya akan menyebabkan solidaritas berkurang. Apabila pendidikan tetap bertahan dengan konsep kapitalisme, akan melahirkan manusia individual yang cenderung bersaing demi ego pribadi.
Inilah bukti ketidakseriusan dan ketidakpedulian pemerintah dalam penyelenggaraan Pendidikan dalam sistem kapitalisme, dimana akan lahir generasi muda yang jauh dari agama, sehingga setiap perilakunya tidak mempertimbangkan apakah boleh atau tidak dalam agama. Dan akan menghasilkan generasi yang liberal, yaitu mereka bebas melakukan apa saja tanpa adanya penjagaan dari akidah islam serta menciptakan generasi yang menjadikan ukuran keberhasilan/ kebahagiaan berorientasi pada hasil/ materi.
Dari fakta pembahasan diatas mustahil untuk mewujudkan cita-cita besar Pendidikan di Indonesia.
“Back to “Islam