Itulah yang dimaksudkan dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 185, sebagai orang-orang yang beryukur. “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur”.

Maka beruntunglah mereka yang memasuki fase baru di hari yang fitrah ini, yang banyak mengambil Pelajaran selama Ramadan dan terus menerus mengagungkan Allah SWT hingga dipertemukan dengan Ramadan berikutnya.

Menurut pandangan Prof. Abdul Mukti, Sekretaris PP Muhammadiyah yang saat ini dipercayakan sebagai Menteri Dikdasmen RI, bahwa puasa dapat membersihkan jiwa yang dapat dilihat dari dua aspek yakni:

Pertama: Membersihkan manusia dari akidah atau keyakinan yang merusak Keislaman, sehingga dalam kaitan ini puasa membawa manusia kembali menjadi Muslim atau seorang yang berislam secara hanif dan lurus.

Kedua: Berpuasa akan membersihkan diri dari sifat-sifat yang tercela, misalnya sifat hayawaniah atau kebinatangan seperti rakus, tamak, atau menggunakan kekerasan untuk meraih tujuan, dan tidak bisa mengendalikan nafsu.