Dengan pendekatan baru ini, diharapkan kemiskinan di Sulawesi Tengah dapat ditekan secara signifikan, sementara harga bahan pokok tetap terjangkau bagi seluruh masyarakat.
Ia juga menyampaikan bahwa pengembangan koperasi dan penyimpanan hasil panen menjadi kunci dalam menekan fluktuasi harga pangan. Sesuai dengan arahan pemerintah pusat, setiap desa di Sulteng diharapkan memiliki satu gudang penyimpanan atau cold storage. Dana desa akan dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur tersebut guna memastikan ketersediaan pangan yang stabil sepanjang tahun.
Kepala BI Sulteng, Rony Hartawan juga mengatakan, pentingnya menjaga stabilitas harga dan meningkatkan produktivitas daerah. Ia menegaskan bahwa konsumsi menjadi faktor utama dalam perekonomian, dengan nilai konsumsi di Sulteng mencapai 57,3 persen. Oleh karena itu, strategi penguatan ketahanan pangan dan produksi lokal harus diperkuat.
“Jika kita bisa mengelola produksi dengan baik, kita dapat menekan ketergantungan impor dan meningkatkan kesejahteraan petani serta pelaku usaha lokal,” ujar Rony.