Dalam manifestasinya, Suluk Ramadan merupakan perjalanan spiritual yang mendalam, di mana setiap ritual dan ibadah selama bulan suci ini memiliki makna transformatif bagi jiwa seorang Muslim. Puasa, shalat tarawih, membaca Al-Quran, dan berbagai amalan lainnya bukan sekadar ritual formal, melainkan tahapan-tahapan penting dalam proses penyucian diri yang komprehensif. Melalui rangkaian ibadah ini, seorang Muslim diajak untuk melepaskan diri dari belenggu duniawi dan mencapai kesadaran spiritual yang lebih tinggi, sembari membangun hubungan yang lebih intim dengan Sang Pencipta.
Tradisi tasawuf memandang Suluk Ramadan sebagai periode istimewa yang memungkinkan seorang salik untuk melakukan mujahadah (perjuangan spiritual) dengan intensitas yang lebih dalam. Selama bulan ini, berbagai godaan dan tantangan duniawi seperti rasa lapar, haus, dan berbagai hasrat lainnya menjadi medan latihan spiritual yang efektif untuk menguatkan jiwa dan meningkatkan kualitas ketakwaan. Proses ini tidak hanya berfokus pada pengendalian diri secara fisik, tetapi juga mencakup aspek-aspek psikologis dan spiritual yang lebih mendalam, seperti pengendalian amarah, kesabaran, dan pemurnian niat.