SULTENG RAYA – Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) terlibat aktif dalam kegiatan sosial kemanusiaan.
Salah satu contoh kegiatan yang dilaksanakan yakni memberikan bantuan bagi karyawan dan keluarga karyawan yang sakit.
Selain itu, DKM PT IMIP juga terlibat
dalam program pemberian bantuan pembangunan masjid, pondok pesantren, pondok yatim piatu yang ada di luar kawasan PT IMIP.
Ketua DKM PT IMIP, Djoko Suprapto mengaku pihaknya merasa perlu berada di lingkungan yang lebih luas dan memutuskan untuk terjun ke urusan sosial kemanusiaan.
“Seiring dengan itu, DKM PT IMIP juga sekaligus menjadi lembaga internal penampung dan pengelola dana infaq dari karyawan,” katanya, belum lama ini.
Dalam hal kemanusiaan, DKM IMIP juga menangani berbagai situasi seperti bencana alam, membantu keluarga maupun karyawan sakit, dengan memberikan santunan berdasarkan informasi yang didapat melalui media sosial.
Tak hanya dari sisi kemanusiaan, DKM PT IMIP juga menunjukkan kepeduliannya dalam pendidikan, khususnya pendidikan agama untuk anak-anak di wilayah perusahaan.
Kata Djoko, kegiatan yang dilakukan oleh DKM sangat komprehensif, tidak hanya mencakup aspek sosial kemanusiaan, tetapi juga program pendidikan.
“Kami telah banyak membantu anak-anak tahfiz Qur’an, terutama yang orang tuanya memiliki keterbatasan finansial, dengan memberikan bantuan antara 2 hingga 5 juta rupiah,” katanya.
Demi memudahkan untuk mendapatkan informasi terkait kondisi karyawan maupun pendidikan di Morowali, DKM memiliki platform resmi untuk mengelola pengaduan terkait kebutuhan karyawan dalam aspek kemanusiaan dan pendidikan.
“DKM juga memiliki bagian pendidikan dan dakwah,” katanya.
Khusus di Bulan Ramadhan, kata dia, DKM turut mewujudkan penguatan perlindungan sosial dan meningkatkan efektivitas program kepedulian sosial bagi masyarakat yang kurang mampu secara menyeluruh dengan melakukan penyerahan bantuan sembako.
Tak sampai disitu, lanjut dia, DKM juga mempunyai program bantuan kebencanaan, program tahfiz Qur’an untuk santri dan anak-anak yang tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan hafalan Qur’an. *WAN