Indonesiadikenal dengan sebutan negara agraris, karena sebagian besar penduduknyamemang bekerja dan hidup darisektor pertanian.Pertanian adalah pondasi utama dalam mendorong pembangunan Indonesia. Indonesia sebagai negara agraris akan sangatbergantung pada keberhasilan petaninya untukmendukung ketahanan pangan di Indonesia. Petani yang ada di Indonesiamembantu pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pangan bagi banyak masyarakat. Oleh karena itu, petani di negeri ini harus diperhatikan keberadaannya agar sebagai negara agraris dapat terus memasok pangan yang bersumber dari petani dalam negeri.
Keberhasilan petani dalam produksinya dipengaruhi oleh berbagai faktoryang mendukung. Petani akan dapat memproduksi hasil pertanian dengan baik dan memenuhi kebutuhan dalam negeri jika berbagai kebutuhannya dapat dipenuhi. Namun, seiring perkembangan zaman petani dihadapkan berbagai permasalahan dalam proses produksinya. Permasalahan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor yang menyebabkan kualitas produksi petani semakin menurun. Seperti langkahnya pupuk dan sulitnya akses permodalan.
Banyaknya permasalahan yang dihadapi membuat profesi petani makin kurang diminati, berimbasterjadinya krisis petani.Jika tidak ditanggulangi dengan cepat, maka krisis petani akan mengakibatkan ancaman bagi ketahanan pangan di Indonesia. Krisis nyata yang sekarang dialami negara iniadalahmakin banyak ditemukan di lapangan mereka yang usia tua (aging farmer). Krisis petani muda di sektor pertanian dan dominannya petani tua memiliki konsekuensi terhadap pembangunan sektor pertanian berkelanjutan, khususnya terhadap produktivitas pertanian, daya saing pasar, kapasitas ekonomi perdesaan, dan lebih lanjut hal itu akan mengancam ketahanan pangan nasional serta keberlanjutan sektor pertanian di negeri ini.
Oleh karena ituIndonesia yang merupakan negara agraris sudah seharusnya memperhatikanlebih serius keadaan petani agar stabilitas negara dapat dijaga dan mengurangi risiko dalammasalah pangan akibat dari krisis petani tersebut.Bappenas mengestimasi penduduk Indonesia akan membengkak menjadi 284,82 juta pada 2025, meningkat 46,31 juta dibandingkan pada 2010 yang hanya238,51 juta penduduk.Kebutuhan pangan yang tinggi akibatjumlah penduduk yang tinggi menyebabkan Indonesia terancam krisis pangan,hal ini diperparah oleh jumlah petani di Indonesia yang terus berkurang setiap tahunnya. Keadaan tersebut akan membuat Indonesia menghadapi masalah yang besar. Salah satu faktor masalanya adalah dipengaruhi oleh krisis petani.
Sebagai negara agraris, Indonesia seharusnya mampu berswasembada beras maupun komoditas lainnya. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Salah satunya penyebabnya, karena sektor pertanian, terlebih pelaku utama yang bernama petani yang semakin “kurang” diperhatikan.Kebijakan pemerintah yang kurang pro terhadap pertanian, baikterhadap petani maupun terhadap peningkatan produksi pertanian.Data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebutkan pada 2030, kebutuhan beras untuk pangan akan mencapai 59 juta ton untuk jumlah penduduk yang diperkirakan 425 juta jiwa. Itu artinya, Indonesiaberisiko mengalami krisis pangan pada tahun 2030. Oleh karena itu, pemerintah harusmeningkatkan produksi pangan. Karena, pertumbuhan jumlah penduduk mengikuti deret ukur. Sementara itu, peningkatan produksi pangan mengikuti deret hitung yang artinya laju pertumbuhan penduduk lebih cepat dibandingkan ketersediaan pangan.
Krisis petani akibat terus berkurangnya jumlah petani dan kebutuhan pangan yang semakin tinggiakibat pertambahan jumlah penduduk menyebabkan negara agraris ini terancam mengalami krisis pangan. Krisis profesi petani akan membuat pemerintah kesulitan memenuhi pasokan pangan dalam negeriakibat petani yang ada tidak mampu memasok pangan sesuai kebutuhanpenduduk.Artinya terjadi kelangkaan pangan yang sulit dihindari.Dan diingatkan kembali untuk memandang profesi petani sebagai profesi yang sangat berjasa, dihormati dan dihargai, dengan rasa yang menjunjung tinggi sebagai bentuk pengabdian diri, tidak dipandang sebelah mata.
Jika pemerintah abai dalam peningkatan kebutuhan petani, artinya kedepannya negara ini akan terus mengimpor pangan dari negara lain dan masyarakat akan kesulitan untuk mendapatkan pangan yang dibutuhkannya.Jika demikian nasib petani maka tidak heran negara yang katanya agraris ini akan mengalami krisis pangan yang sangat besar nantinya. Dan perlu dicatat bahwa krisis pangan akan dapat menyebabkan berbagai masalah dalam negeri.Olehnya, harapan besar untuk kaum Gen Z untuk melek akan hal ini. Semoga.
Penulis Mahasiswa Agribisnis UMY Jogja, Warga Palu.