SULTENG RAYA — Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid, meminta komitmen pelaku usaha galian C di Kelurahan Watusampu dan Buluri untuk membenahi infrastruktur dan dampak lingkungan yang ditimbulkan akibat operasional tambang galian C di wilayah itu.
Hal itu Wali Kota lontarkan pada pertemuan dengan para pengusaha tambang galian C yang dihadiri oleh direktur-direktur perusahaan itu, di ruang rapat Bantaya, Rabu (3/7/2024).
Wali Kota menyatakan, sejumlah masalah yang ditimbulkan akibat aktivitas itu cukup mengganggu masyarakat di lokasi itu. Mulai dari kerusakan jalan pemerintah hampir diseluruh wilayah tambang, produksi debu (polusi udara, red) yang tidak terkontrol, hingga yang terbaru banjir akibat curah hujan tinggi beberapa pekan terakhir yang dinilai Wali Kota adalah yang terparah sejauh ini.
Olehnya, pengusaha tambang diminta untuk menertibkan hal-hal yang perlu ditertibkan, agar keluhan-keluhan tadi bisa tertangani dengan baik. Sebab, hal itu telah disepakati oleh pelaku usaha tambang galian C pada 2022, namun nir-eksekusi.
“Bapak ibu kalau melintas di jalan ini, bisa lihatlah kondisi-kondisinya. Sangat memprihatinkan. Kalau kondisi ini belum bisa tertangani, para pengusaha tambang juga tidak akan tenang dalam melakukan usaha,” ungkapnya.
Wali kota menyatakan, kalau para pengusaha tambang tidak memperhatikan hal itu juga, berarti mereka lebih mementingkan diri sendiri daripada kondisi yang lain.
Wali Kota memperingatkan, bahwa masyarakat Kota Palu bukan hanya masyarakat di wilayah Watusampu dan Buluri, tapi semua masyarakat yang memanfaatkan ruang di kota. Maka, hal-hal yang berhubungan dengan masalah kenyamanan, kesehatan, perlindungan, keamanan kepada masyarakat, harus menjadi prioritas bersama. “Seharusnya di tahun 2023 sudah selesai,” ungkap Hadianto.
Komitmen yang dimaksud yakni, pertama, terkait dengan crossing jalan yang digunakan oleh pihak perusahaan, harus menggunakan rigid beton dari masing-masing perusahaan. Begitupun dengan akses masuk di wilayah crossing, juga sudah harus menggunakan rigid beton. Agar jalan-jalan tidak kotor, sehingga menimbulkan debu dan menyebabkan banyak hal. “Kemudian pengendalian terhadap polusi udara, paling tidak hal itu bisa diredam,” tegas Wali Kota.
“Kota Palu hanya meminta untuk bapak ibu menyiapkan langkah-langkah konkret sebagai bentuk tanggungjawab kita kepada masyarakat Kota Palu,” keluh Wali Kota.
Ia pun mengatakan, walaupun penambangan itu sangat kontras dengan hal-hal kerusakan alam, tapi dirinya berharap pihak perusahaan tambang dapat menunjukkan sisi humanis terhadap lingkungan. ” Kalau tidak seperti itu, kalau juga tidak merasa tanggungjawab atas hal itu, lebih parah lagi,” katanya.
“Saya tidak masalah kalau bapak ibu tadak nyaman dengan itu, justru pindah ke daerah lain. Tapi karena di Kota Palu, saya minta itu diperhatikan, apa yang menjadi tanggungjawab sosial dan moril kita kepada mayarakat,” tekan Wali Kota.
Para direktur yang diundang pada kesempatan itu, setidaknya dapat menyelesaikan masalah yang jadi keluhan masyarakat itu. Sebeb, mereka bisa mengambil langkah konkret.
“Olehnya teman-teman yang direkturnya belum datang, saya tidak akan layani. Karena yang lain sudah jauh-jauh untuk datang ke Palu. Ini menunjukkan keseriusan dan waktu sudah cukup dari hari Senin. Saya tidak ulur, karena saya tahu berapa kerugian kalau saya hentikan dalam waktu terlalu lama,” katanya.
Wali kota menyatakan, langkah itu diambil supaya para pengusaha tambang galian C betul-betul serius. Disamping itu, Pemkot Palu juga bisa melakukan langkah-langkah yang tegas dan keras kepada para pengusaha tambang, jika tidak mengindahkan komitmen yang telah disepakati sebelumnya.
Wali kota kembali menekankan agar komitmen tersebut harus dilaksanakan para pengusaha tambang, sebagai bentuk konsekuensi dari penggunaan ruang pemerintah terkhusus crossing jalan. RHT