RAYA — PT BRI Multifinance () sudah mempersiapkan berbagai strategi untuk memperdalam penetrasi pasar pembiayaan tahun ini, di antaranya pembiayaan dengan skema business to business (B2B) maupun business to consumer (B2C).

Direktur Utama BRI Finance, Azizatun Azhimah, mengatakan, selain untuk memperbesar pasar perseroan secara keseluruhan, langkah tersebut juga merupakan komitmen BRI Finance sebagai perusahaan anak BRI untuk mendukung program akselerasi penggunaan kendaraan listrik yang dicanangkan pemerintah.

“Sebagai bagian dari , ini menjadi komitmen dan dukungan nyata BRI Group dalam melakukan percepatan ekosistem kendaraan listrik guna mewujudkan aspirasi pemerintah yaitu Emission pada 2060, baik melalui pembiayaan untuk B2B maupun skema B2C,” katanya, Ahad (19/3/2023).

Komitmen BRI Group dalam mendukung program bantuan pemerintah dalam kepemilikan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) bagi masyarakat ditandai dengan sinergi dengan Himbara yang disampaikan dalam Konferensi Pers Dukungan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai, pada Jumat (10/3/2023) lalu.

BRI melalui BRI Finance juga akan bekerja sama dengan PT PLN (Persero) untuk menjadikan skema pembiayaan kendaraan listrik sebagai salah satu alternatif pembiayaan di platform marketplace yang telah dibangun oleh PLN di PLN Mobile.

Terkait skema pembiayaan B2B, Bank BRI memiliki skema B2B kepada perusahaan manufaktur yang memproduksi mobil atau sepeda listrik. Adapun untuk skema B2C, BRI Group memiliki tiga jenis skema pembiayaan yang dapat diakses nasabah untuk membeli kendaraan listrik.

Pertama, pembiayaan untuk karyawan yang memiliki penghasilan tetap untuk pembelian kendaraan listrik baik mobil maupun sepeda motor melalui penawaran suku bunga kompetitif, bebas biaya administrasi dan provisi.

“Kemudian kedua, program pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor dengan uang muka (down payment/DP) mulai 0%, dan tingkat bunga yang kompetitif. Serta ketiga pembelian sepeda motor listrik mneggunakan kartu kredit dan bisa dicicil,” ucap Azizah.

Azizah pun mengatakan bahwa BRI Finance telah memiliki dan memasarkan beberapa produk pembiayaan kendaraan listrik sejak tahun lalu. Salah satunya pembiayaan kepada instansi-instansi yang membutuhkan pembiayaan dan pengadaan kendaraan listrik, baik mobil maupun kendaraan roda dua.

Upaya strategis dari BRI Finance itu mengacu pada pertumbuhan kendaraan listrik yang terus meningkat. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat di tahun 2022 lalu penjualan mobil listrik berbasis baterai mencapai 10.327 unit, tumbuh sekitar 1.400 persen dari 2021 yang hanya 687 unit.

Sementara itu, untuk melihat perkembangan pasar sepeda motor listrik bisa mengacu pada Sertifikat Registrasi Uji Tipe (SRUT) yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan. Di mana sekitar 35.000 unit lebih sepeda motor listrik sudah digunakan masyarakat hingga akhir 2022.

Oleh karena itu menurut Azizah, tren penjualan kendaraan listrik berbasis baterai akan kembali bergairah tahun ini seiring dengan kondisi yang bergeliat.

Hal itu diiringi pula kebijakan pemerintah yang akan mendongkrak penjualan kendaraan listrik berbasis baterai, di antaranya, Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2022 terkait Percepatan Penggunaan Kendaraan Listrik Berbasis Baterai di Instansi Pemerintah Pusat Maupun Daerah yang diundangkan tanggal 13 September 2022.

Melalui Inpres ini, instansi pemerintah pusat hingga daerah diwajibkan menggunakan kendaraan listrik berbasis baterai sebagai kendaraan dinas operasional atau kendaraan perorangan dinas.

“Jadi kami siap mendukung impian kita bersama untuk menjadikan bumi ini lebih sejuk dan lebih hijau di Indonesia. Pemerintah maupun pelaku usaha sudah memiliki langkah strategis masing-masing dalam rangka peningkatan penggunaan kendaraan listrik. Oleh karena itu kami berharap pasar akan menyambut dengan positif,” tutup Azizah. RHT