SULTENG RAYA – Kodam XXIII/Palaka Wira (PW) menggelar upacara peringatan Hari Bela Negara ke-77 Tahun 2025 di lapangan Makodam XXIII/Palaka Wira, Jumat (19/12/2025).

Kasdam XXIII/Palaka Wira, Brigjen TNI Agus Sasmita, bertindak selaku Inspektur Upacara (Irup). Upacara itu, diikuti oleh para prajurit, PNS TNI, serta jajaran Kodam XXIII/Palaka Wira dengan tertib dan khidmat.

Peringatan Hari Bela Negara tahun ini mengusung tema “Teguhkan Bela Negara untuk Indonesia Maju”, yang menjadi momentum untuk memperkuat semangat persatuan, nasionalisme dan kontribusi nyata seluruh komponen bangsa dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam amanat Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto yang dibacakan oleh Irup, disampaikan bahwa Hari Bela Negara ke-77 merupakan momentum penting untuk meneguhkan komitmen bersama dalam menjaga keutuhan bangsa. Setiap tanggal 19 Desember, bangsa Indonesia mengenang berdirinya Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi pada tahun 1948, saat Agresi Militer Belanda II mengancam eksistensi Republik. Peristiwa tersebut, menjadi bukti nyata bahwa semangat bela negara mampu menjaga Indonesia tetap berdiri kokoh.

“Tema peringatan tahun ini mengingatkan bahwa kemajuan bangsa hanya dapat dicapai apabila seluruh rakyat memiliki kesiapsiagaan, disiplin dan ketangguhan dalam menghadapi berbagai tantangan zaman. Dunia saat ini berada dalam dinamika yang sangat cepat dan penuh ketidakpastian, mulai dari rivalitas geopolitik, krisis energi, disrupsi teknologi, hingga arus informasi yang mudah dimanipulasi. Ancaman terhadap negara pun tidak lagi bersifat konvensional, melainkan mencakup perang siber, radikalisme, serta bencana alam yang semakin sering terjadi,” jelasnya membacakan sambutan tertulis presiden.

Dalam amanat tersebut, juga disampaikan kepedulian terhadap saudara-saudara sebangsa di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat yang tengah diuji oleh bencana alam. Ketiga wilayah tersebut, memiliki peran sejarah yang sangat besar dalam perjalanan Republik Indonesia.

Aceh dikenal sebagai “Daerah Modal” pada masa revolusi kemerdekaan karena dukungan rakyatnya, baik logistik, pesawat, maupun dana yang menopang perjuangan dan diplomasi Republik. Sumatera Utara mencatat sejarah perjuangan heroik rakyat Medan Area dan berbagai perlawanan yang menjadi bagian penting dalam mempertahankan kedaulatan negara. Sementara, Sumatera Barat, khususnya Bukittinggi, menjadi tempat lahirnya PDRI yang menyelamatkan Republik pada masa paling kritis.

Tanpa Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat, sejarah bela negara tidak akan lengkap. Ketiganya merupakan pondasi penting yang menegaskan bahwa persatuan adalah kekuatan terbesar bangsa Indonesia.

“Momentum Hari Bela Negara ke-77 diharapkan menjadi pengingat bahwa cinta tanah air harus diwujudkan dalam tindakan nyata, seperti membantu sesama yang tertimpa bencana, menjaga ruang digital dari hoaks, memperkuat ketahanan ekonomi keluarga, serta berkontribusi dalam pembangunan sesuai peran masing-masing,” harapnya.

Melalui peringatan ini, seluruh komponen bangsa diajak untuk meneguhkan tekad bersama demi mewujudkan Indonesia yang kuat, maju dan mampu bangkit menghadapi setiap tantangan di masa depan.*/YAT