SULTENG RAYA – Tbk (PT ) menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno LP Marsudi, untuk melihat langsung praktik pertambangan berkelanjutan di Blok Sorowako, beberapa waktu lalu.

Menlu Retno sangat terkesan dengan konsistensi PT Vale dalam menerapkan Good Mining Practices (GMP). Selama kunjungan itu, Retno melihat langsung sejumlah fasilitas utama PT Vale seperti Solia Mining Area, Process Plant, Bendungan dan PLTA Balambano, serta Nursery dan Taman Keanekaragaman Hayati Sawerigading Wallacea.

“Setelah melihat langsung area operasional PT Vale, mata saya terbuka. Apa yang dilakukan PT Vale ini dapat dijadikan salah satu contoh yang baik tentang bagaimana sebuah perusahaan bertanggung jawab terhadap ,” ungkap Menlu Retno.

Retno juga mengapresiasi upaya PT Vale dalam mempertahankan keseimbangan ekosistem melalui program rehabilitasi dan reklamasi lahan pascatambang, yang sukses mengembalikan fungsi ekologis area tambang. Dalam konteks , Retno menyoroti peran PT Vale dalam mengatasi isu “Dirty Nickel from Indonesia”.

“Keberhasilan PT Vale harus sering diceritakan. Semakin banyak orang melihat, maka akan mengurangi stigma buruk tentang Indonesia,” jelas Retno.

Retno berharap, konsistensi PT Vale dalam menjalankan praktik pertambangan berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap ESG dapat terus ditingkatkan. Selama 56 tahun, PT Vale tidak hanya fokus pada produksi nikel, tetapi juga pada pelestarian lingkungan dan komunitas lokal.

Sementara itu, CEO PT Vale, , mengapresiasi kunjungan Menlu Retno dan menegaskan komitmen perusahaan terhadap keseimbangan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Pada kesempatan kunjungan tersebut dijelaskan bagaimana proses PT Vale dalam melakukan aktivitas pertambangan hingga akhirnya mengembalikan kondisi hutan ke habitat aslinya.

“Perayaan ulang tahun ke-56 PT Vale adalah bukti komitmen kami dalam membangun Indonesia secara berkelanjutan. Kami tidak hanya menghasilkan nikel, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup dan melestarikan lingkungan,” ungkap Febri.

Febri menegaskan, PT Vale melihat ESG sebagai inti identitasnya, sesuai dengan komitmen global untuk mengatasi perubahan iklim.

“Visi dan komitmen kami terhadap praktik berkelanjutan bukan hanya inisiatif, tetapi tanggung jawab yang kami emban dengan sungguh-sungguh,” tambahnya.

Dengan dedikasi yang berkelanjutan, PT Vale bertekad untuk menjadi teladan dalam industri tambang global, memimpin dengan integritas dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan.

Salah satu capaian PT Vale, tambah Febriany, yaitu proses reklamasi dan pemeliharaan daerah aliran sungai yang ditopang oleh pusat persemaian atau nursery. Nursery Taman Sehati Sawerigading Wallacea diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada 2023 lalu.

Febriany menyampaikan perusahaan memegang teguh yaitu kehidupan adalah yang terpenting. Produk tambang bertujuan meningkatkan kualitas hidup dan peradaban manusia. Selain itu, PT Vale juga menerapkan keberagaman. Ia mengakui, keberagaman termasuk gender jadi hal baik untuk visi memajukan perusahaan.

Dari sisi reklamasi pasca tambang PT Vale per Juni 2024 telah melakukan reklamasi pasca tambang seluas 3.780 hektar. Sementara total opened area sampai dengan Juni 2024 seluas 5.761 hektar dan sudah lebih dari 4,83 juta pohon telah ditanam dari pohon lokal hingga pohon endemik. */RHT