BELAKANGAN ini, sebuah Lembaga survey, sebut saja, Indikator Politik Indonesia, merilis nama Calon Gubernur Sulteng yang bakal dipilih oleh rakyat Bumi Tadulako. Dari empat nama yang disodorkan kepada publik, terungkap bahwa Ahmad Ali mengantongi 33,5 persen, disusul Anwar Hafid 20,2 persen, Rusdy Mastura meraih 9,3 persen, dan Irwan Lapatta memperoleh 3,9 persen.
Hasil lembaga survey pimpinan Burhanuddin Muhtadi ini, menunjukkan seolah-olah bahwa kedepan, bakal ada Gubernur baru di Sulawesi Tengah. Meskipun demikian,hasil lembaga survey ini bukanlah patokan utama, karena semua masih berdinamika. Bahkan mungkin saja, hasil survey ini menjadi bahan evaluasi bagi paraBakal CalonGubernur untuk terus berupaya menaikkan tingkat keterpilihannya di masyarakat.
Dalam survey empat nama tersebut, tidak mengikutsertakan salah seorang Bakal Calon Gubernur Sulteng potensial seperti Hidayat Lamakarate (HL), sehingga mungkin saja, siatusinya bisa berubah jika HL dimasukkandalam survey. Meskipun saat dimasukan dalam banyak nama (26 nama), HL hanya meraih 3 persen. Namun demikian, hasil survey itu memiliki landasan ilmiah sehingga keakuratannya kadang sulit terbantahkan.
Tentu saja ini, menjadi sarana evaluasi bagi partai politik dalam ancang-ancang untuk mengusung bakal calon Gubernur Sulteng, karena partai politik tentu tidak ingin jagoannya kalah dalam pemilihan (Pilkada) 2024. Hingga kini, terungkap di publik bahwa baru dua parpol yang telah mengeluarkan Dokumen B1KWK sebagai dokumen yang akan diajukan ke KPU Provinsi Sulteng pada tahapan pendaftaran Paslon pada 27-29 Agustus 2024 mendatang yakni PAN mengusung Ahmad Ali dan PBB mengusung Anwar Hafid.
Paling tidak, hasil survey itu akan membuka mata bagi Pengurus Pusat dari 12 Partai Politik yang memiliki kursi di DPRD Sulteng berdasarkan hasil Pemilu 2024. Yaitu Partai Golkar 8 kursi, Partai Nasdem 8 kursi, Partai Demokrat 8 kursi, Partai Gerindra 7 kursi, PDIP 7 kursi, PKB 5 kursi, PKS 5 kursi, PAN 2 kursi, Partai Perindo 2 kursi, Partai Hanura 1 kursi, PPP 1 kursi, dan PBB 1 kursi.
Selain PAN dan PBB, kemungkinan besar 10 Parpol lainnya akan segera menentukan sikap, misalnya akan mengeluarkan dokumen B1KWK untuk mengusung paslon tertentu dengan mengacu hasil survey tersebut, atau segera melakukan survey internal untuk menguji hasil survey tersebut.
Yang pasti, hasil survey initelah membuka jalan bagi Ahmad Aliuntuk memastikan diri melaju menjadi Calon Gubernur Sulteng. Jika sebelumnya, hanya Partai Gerindra yang terus menyuarakan dukungannya kepada Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri, maka kemungkinan besar Partai Nasdem akan segera ikut berbunyi nyaring. Apalagi Ahmad Ali merupakan kader tulen dari partai besutan Surya Paloh tersebut.
Jika Gerindra dan Nasdem plus PAN, resmi berkoalisi, maka modal 17 kursi telah memenuhi syarat, sehingga jalan bagi Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri untuk melanggeng menjadi Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Sultengsemakin mulus. Belum lagi, sejumlah parpol lain, dipastikan akan ikut merapat ke koalisi yang disebut-sebut bakal dipimpin oleh Mantan Gubernur Sulteng dua periode, Longki Djanggola.
Melihat hasil survey tersebut, maka yang paling berpeluang menjadi saingan berat bagi Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri adalah Anwar Hafid yang digadang-gadang akan berpasangan dengan Renny Lamadjido.Kekuatan itu, akan imbang dan seru jika Head to Head antara Ahmad Ali/Abdul Karim Aljufri (AA-AKA) dengan Anwar Hafid/Renny Lamadjido (AH-RL). Apalagi jika yang tampil menjadi pimpinan koaliasi AH-RL adalah Rusdy Mastura.
Namun hingga kini, modal awal bagi pasangan AH-RL, baru mengantongi 9 Kursi dari Partai Demokrat dan PBB. Tetapi sejumlah Parpol lain juga mulai ancang-ancang ikut merapat. Pasangan ini, hanya butuh suplay dua kursi lagi untuk mencukupi pencalonannya.
Namun semua itu masih berdinamika. Pemilihan serentak ini dipastikan akan berlangsung lebih dinamis, sebabpartai politik (Parpol) akan lebih fokus pada pemenangan jagoannya masing-masing. Peluang petahana Rusdy Mastura dan Ma’mun Amir, juga masih cukup terbuka, apalagi selama menjabat tidak ada keputusan kontroversi yang membuat kepercayaan publik merosot terhadap keduanya. Bahkan padatnya kegiatan bertajuk Sangganipa festmenjadi modal bagi petahana untuk melanggeng kedua kalinya.
Jika melihat hasil pemilihan (Pilkada) 2020 secara nasional, ternyata 63,2 persen petahana terpilihkembali (Kompas.com). Karena memang potensi keterpilihan petahana cukup besar. Jika non-petahana hanya memiliki waktu sedikit melakukan sosialisasi di masyarakat, maka Petahana sudah punya waktu lebih banyak ketika berkuasa untuk melakukan pendekatan kepada pemilih. Petahana juga diuntungkan secara sumberdaya, akses birokrasi, akses anggaran, dan akses popularitas.
Yang pasti, hingga kini semua masih terus bergerak. Terdapat lima pasangan bakal calon Gubernur Sulteng yang sedang berusaha menjemput takdir yakni Ahmad Ali/Abdul Karim Aljufri (AA-AKA), Anwar Hafid/Renny Lamadjido (AH-RL), Rusdy Mastura/Makmun Amir (RM-MA), Irwan Lapatta/Sri Indraningsih Lalusu (IL-SIL), dan Hidayat Lamakarate/Sakinah Aljufri (HL-SA).
Namun demikian, akan ada pasangan bakal calon yang sulit mendapatkan tiket calon Gubernur Sulteng.Seandainya pun 12 Parpol pemilik kursi DPRD Sulteng bersedia “berbagi”, maka hanya dapat dipastikan empat Paslon yang bisa berkompetisi melalui jalur gabungan Parpol. Kita tunggu saja dengan sabar pasangan mana yang bakal berlaga dan Pasangan mana yang bakal mensupport. (Penulis adalah Wakil Ketua PWI Sulteng/Dosen FISIP Unismuh Palu).