Oleh: Moh. Iqbal Narjun, S.Kom.I,

(Ketua PC GP ANSOR Kota Palu, Bidang Majelis Dzikir dan Shalawat)

Bulan Ramadan adalah Bulan yang penuh Berkah, Rahmat dan Ampunan, serta didalamnya terdapat jaminan, kita akan terbebas dari sentuhan api neraka. Mengapa demikian? karena di Bulan Ramadan, merupakan Bulan turunnya Al-Qur’an, sebagai pembeda antara yang Haq dan Bathil sebagai pedoman dan petunjuk keselamatan hidup manusia di Dunia dan di Akhirat. (QS Al-Baqarah ayat 185)

Kemuliaan Bulan Ramadan lainnya ialah, terdapat satu malam yang dimuliakan Allah SWT, di atas malam-malam yang lain, yaitu malam Lailatul Qadar. Apa itu malam Lailatul Qadar?, yaitu Khairummin Alfi Syahrin, lebih baik dari seribu bulan, sehingga barang siapa yang beramal pada malam tersebut, itu sama seperti beribadah selama 83 Tahun.

Kedatangan malam Lailatur Qadar sebagai berita gembira bagi umat Rasulullah SAW, karena memiliki rata-rata usia standar 60 tahun. Ada yang bahkan usianya tidak sampai 50, 40, 30, 20 dst. Usia ummat Rasulullah SAW, tidak sama dengan usia ummat dari Nabi-nabi terdahulu, sehingga ketika Allah berikan sebuah porsi kuantitas ibadah dalam satu malam sama seperti beribadah selama 83 tahun, merupakan sebuah anugerah yang Allah SWT, berikan kepada kita.

Begitu besarnya kemuliaan yang Allah SWT berikan di Bulan Suci Ramadan ini, dengan adanya malam Lailatul Qadar, jauh lebih indah dari sekedar kata, dunia terasa berhenti sejenak menikmati indahnya para Malaikat bersama Ruh turun ke Bumi atas izin Allah SWT untuk mengatur segala urusan manusia, yang mana pada malam itu mendapatkan kesejahteraan hingga terbitnya Fajar. Sehingga apabila nantinya Ramadan akan berlalu, akan kupastikan, ku jalani hidup di Dunia ini, tak seindah kemarin. Sederhana amal kebaikan yang kita perbuat, sudah cukup untuk melengkapi sempurnanya, hidup bahagia di Dunia dan di Akhiraat akibat pahala yang dilipatgandakan.

Kemuliaan Bulan Ramadan berikutnya ialah, diwajibkan untuk berpuasa. Puasa menjadi bagian dari ritual ibadah yang dapat menghapus dosa dosa kita dimasa lalu dan mengantarkan kita untuk mendapatkan derajat Taqwa. (hadits).

Puasa hukumnya wajib, sehingga barang siapa yang mengalami uzur pada saat itu, diharuskan untuk menggantikan puasanya, pada hari-hari yang lain, di luar bulan suci Ramadan, sebanyak jumlah puasa yang mereka tinggalkan.

Adapun orang-orang yang dibolehkan untuk mengqadha puasanya adalah, orang yang sakit, orang yang dalam keadaan shafar atau perjalan jauh berdasarkan QS Al-Baqarah ayat 184. termasuk wanita haid dan hamil Menurut ulama Fiqhi. Adapun orang orang yang dibolehkan meninggalkan puasa dengan ketentuan membayar fidyah ialah orang tua yang sudah lansia, termasuk orang yang sakit dan tak ada harapan untuk sembuh.

Kemuliaan Bulan Suci Ramadan berikutnya adalah terdapat sebuah kewajiban yang apabila diamalkan, sifatnya untuk membersihkan dan menyucikan hati dan jiwa manusia. Apa itu ?, yakni Zakat Fitrah. Sebab, kebersihan hati dan jiwa manusia, menjadikan orang orang yang dipandang oleh Allah SWT di Akhiraat nanti.

Oleh karena di Bulan Suci Ramadan ini adalah bulan yang penuh ampunan, berkah dan rahmat, maka rugi bagi kita, apabila tidak memanfaatkan bulan suci ini, untuk mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Marilah kita memperbanyak amal shaleh di Bulan Ramadan ini, untuk mencapai derajat La’allakum Tattaquun. Dunia adalah tempat untuk beramal, sedangkan akhirat adalah tempat untuk mempertanggung jawabkan semua amal-amal tersebut, penyesalan di Dunia tidak ada guna dan manfaatnya. jangan sampai, kesibukan dalam mencari kebahagiaan hidup di dunia, membuat kita lalai dari mengingat Allah SWT. ***