Oleh: FERY
(Anggota Bawaslu Kota Palu)
Orang yang berintegritas adalah mereka yang memiliki pribadi yang jujur dan berkarakter kuat. Sesuai Firman Allah SWT dalam Alquran, Surat Al-Ahzab ayat 23 yang artinya Bahwa diantara orang-orang mukmin itu, ada orang-orang yang menepati apa yang mereka janjikan kepada Allah.
Ayat ini cukup menegaskan bahwa pentingnya menjaga Integritas diri. Kesetiaan terhadap Allah SWT sebagai Tuhan semesta alam, sangatlah penting diwujudkan dalam kehidupan keseharian, termasuk dalam bekerja.
Bekerja tidak saja diartikan untuk mendapatkan upah, tetapi setidaknya dimaksudkan untuk dijadikan ibadah dalam konteks berpihak pada kebenaran.
Saya memberi contoh, terkait proses penyelenggaraan Pemilu, yang dibutuhkan adalah para penyelenggara yang memiliki Integritas yang tinggi, karena penyelenggara Pemilu menjadi penentu masa depan bangsa.
Bisa dibayangkan, orang-orang yang diberikan kepercayaan untuk mengelola dan menyelenggarakan Pemilu adalah orang-orang yang hanya sibuk dengan dirinya, maka dipastikan bahwa mereka yang duduk sebagai pemimpin dan wakil rakyat juga merupakan orang-orang yang tidak memikirkan nasib rakyat. Maka itulah, integritas bagi penyelenggara Pemilu harus berpedoman pada prinsip jujur, mandiri, adil, dan akuntabel.
Integritas ini, tidak saja bagi penyelenggara Pemilu, tetapi bagi siapa saja, termasuk pedagang agar tidak curang dan mengurangi timbangan, termasuk bagi tukang bangunan, agar tidak membohongi pemilik rumah atau Gedung dengan mengurangi bahan bangunan, termasuk bagi pekerja profesi agar tidak memanfaatkan profesinya untuk meraih keuntungan pribadi, dan yang lainnya.
Dalam konteks ini, prinsip jujur dimaksudkan agar orang-orang yang berintegritas melakukan tugasnya dengan aturan yang ditentukan, kemudian prinsip mandiri dimaksudkan agar orang-orang yang berintegritas harus independen dan menolak campur tangan pihak lain yang punya kepentingan tertentu.
Prinsip Adil dimaksudkan agar orang-orang bekerja sesuai sesuai hak dan kewajibannya, serta prinsip akuntabel dimaksudkan agar seluruh pekerjaan dilakukan dengan penuh tanggungjawab dan yang dikerjakan dapat dipertanggungjawabkan.
Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh keberkahan. Bulan Ramadhan merupakan madrasah bagi umat Muslim dalam mengelola integritas diri. Bulan Ramadan adalah bulan yang didalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). (QS Al-Baqarah ayat 185).
Ujian integritas akan dilihat pada bulan Ramadan ini, bagi yang berpuasa dengan sungguh-sungguh, maka dipastikan mereka tidak akan berani membatalkan puasanya, karena merasa bahwa akan diketahui oleh Allah SWT. Bagi mereka yang berusaha “membohongi” Allah SWT, mengaku berpuasa kepada orang lain, padahal sesungguhnya tidak berpuasa, maka sesungguhnya mereka hanya mendustai diri mereka sendiri. Ingat, bahwa berpuasa atau tidaknya seseorang, tidak akan diketahui oleh siapapun kecuali orang tersebut dan Allah SWT. Maka itulah, integritas manusia akan teruji di bulan Ramadan ini.
Selama bulan Ramadan, orang-orang yang beriman diwajibkan berpuasa. Ibadah puasa dilakukan mulai terbit fajar hingga Matahari terbenam. Di bulan puasa, sesuatu yang dasarnya halal menjadi haram dilakukan pada siang hari. Untuk apa, semata-mata untuk menguji integritas diri orang-orang beriman, sehingga bagi mereka yang memiliki integritas diri, akan diberi ganjaran Taqwa.
Dalam hadist qudsi diterangkan bahwa pahala puasa akan dibalas langsung oleh Allah SWT. Kata Allah sesuai sabda nabi SAW dari Abu Hurairah, semua amal manusia miliknya, kecuali puasa. Puasa adalah milik-Ku (Allah SWT); Aku (Allah SWT) sendiri yang akan membalasnya (HR. Bukhari dan Muslim).
Begitulah, bagi mereka yang memiliki integritas yang baik, maka ganjaran pahala langsung diberikan oleh Allah SWT, Tuhan semesta alam.
Maka melalui bulan Ramadan ini, mari kita terus mengasa dan melatih Integritas diri, agar terjaga. Tidak saja bagi penyelenggara Pemilu yang dituntut harus berintegritas, tetapi semua pihak mulai pedagang, pekerja, abdi negara, hingga pekerja profesi dan yang lainnya, wajib berintegritas dalam bekerja, terlebih khusus bagi mereka yang beriman.
Jika itu terjadi, maka dipastikan, aturan tidak hanya sekadar simbol, hukuman dan reward akan diberikan kepada mereka yang pantas. Sebuah negeri akan diberkahi dan kejayaan akan terwujud.
Saatnya Ramadan ini kita mulai berproses menjadi baik dan menjadi insan yang berintegritas, karena hasil tidak akan meninggalkan proses. Tidak ada lagi kata melihat segala sesuatu dari “hasilnmya”, tapi mari melihat bahwa yang besar akan lahir dari sebuah “proses” yang adil, proses yang jujur, proses yang mandiri, proses yang akuntabel.****