SULTENG RAYA – Tim Kerja Pengendalian Penduduk (Dalduk) Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tengah bersama Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Morowali melaksanakan kegiatan Pemberdayaan Kelompok Masyarakat dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting di Kampung Keluarga Berkualitas (KB) di Kantor Desa Bahontobungku, Kecamatan Bungku Tengah, Kabupaten Morowali, Jumat (17/5/2024).

Ketua Tim Kerja 3 Dalduk, Muh. Rosni, dalam sambutannya mengatakan, angka stunting di Sulteng masih tinggi yaitu 27,2 persen, walaupun telah mengalami penurunan dari tahun sebelumnya berdasarkan hasil SKI 2023, sehingga angka itu masih menempatkan Sulteng pada urutan 11 tertinggi dari provinsi lain. Penanganan stunting itu harus mulai dari hulu ke hilir.

“Untuk penanganan stunting yang perlu di perhatikan terutama dari masa kehamilan sampai 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), dan juga pada waktu pemberian makanan pendamping pada usia 6 bulan sampai 2 tahun, makanan harus mengandung unsur gizi seimbang, ada protein hewani, karbohidrat, sayur, buah,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Sulteng Raya, Selasa (21/5/2024).

Pada kesempatan ini juga, Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Morowali, Ashar M. Ma’ruf, menyampaikan, angka stunting di Desa Bahontobungku masih ada empat  balita yang mengalami stunting.

“Stunting ini bukan seperti mengobati luka yang di beri antibiotik satu minggu bisa sembuh tetapi penanganan stunting ini harus dimulai dari pola asuh,” ujarnya.

Selanjutnya kegiatan ini diakhiri dengan demo Menu Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) dengan memanfaatkan pangan lokal dan yang dihadiri oleh ibu hamil dan balita. JAN