SULTENG RAYA —Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) siap mengakselerasi perkembangan ekonomi dan keuangan syariah, salah satunya melalui kolaborasi dengan institusi jasa keuangan yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) guna memperkuat ekosistem ekonomi dan keuangan syariah di Tanah Air.

Hal itu ditegaskan Dekan FEB UI Teguh Dartanto. Dalam hal ini menurut Teguh, FEB UI menjadi tempat untuk mencetak talenta-talenta terbaik di bidang ekonomi dan keuangan syariah dengan peningkatan kualitas pendidikan yang berkesinambungan.

“Kami terakreditasi AACSB untuk jurusan Ekonomi Islam dan Bisnis Islam. Satu-satunya di Indonesia, bahkan satu-satunya di dunia program S1 yang memiliki akreditasi AACSB, sebuah akreditasi sekolah bisnis yang diakui internasional. Akreditasi ini menjadi bagian upaya kami meningkatkan kualitas lulusan FEB UI dalam mencetak talenta-talenta unggul di bidang ekonomi dan bisnis syariah,” kata Teguh dalam keterangan tertulis yang diterima Sulteng Raya, Kamis (31/8/2023).

Hal tersebut disampaikan Teguh di sela-sela acara Kuliah Umum dan Peresmian Ruangan Ilmu Ekonomi Islam-Bisnis Islam FEB UI oleh BSI di Kampus FEB UI, Depok, Jawa Barat, Rabu (30/8). Adapun AACSB atau the Association to Advance Collegiate Schools of Business adalah lembaga akreditasi sekolah bisnis tertua di dunia yang berbasis di Amerika Serikat.

Teguh pun menyebut, upaya tersebut tak terlepas dari potensi ekonomi dan keuangan syariah yang besar di Indonesia. Penetrasi keungan syariah nasional masih sekitar 7% selama 5 tahun terakhir. Untuk itu, menurutnya, ruang pertumbuhan yang dimiliki keuangan syariah masih luas. Mengingat negara ini berpenduduk mayoritas muslim atau sekitar 86,7% dari total populasi sekitar 270 juta jiwa.

Oleh karena itu, lanjut Teguh, ekonomi maupun keuangan syariah bisa maju jika didukung oleh berbagai pihak melalui kolaborasi yang kuat. Hal tersebut tak sekadar semangat berbasis keagamaan saja, tetapi juga diperkuat oleh sumber daya manusia yang unggul dengan ekosistem yang mumpuni.

“Dunia pendidikan mencetak talenta-talenta berkualitas, kami tidak bisa sendiri. Membutuhkan support dari dunia industri. Agar lulusan kami ada link and match. Dan pendidikan, pengajaran kami juga ada link and match antara dunia teori sama dunia praktek. Hal ini yang menurut saya adalah hal yang sangat penting sekali bagaimana kolaborasi antara dunia pendidikan dan dunia industri,” tuturnya.

Selain itu untuk mengakselerasi kemajuan ekonomi dan keuangan syariah dengan ekosistem yang kuat, kolaborasi pun harus dilakukan dengan pemangku kebijakan serta masyarakat luas, bahkan organisasi internasional. Untuk itu, lanjut Teguh, FEB UI selalu mengupayakan menghadirkan dosen tamu dari kalangan praktisi dalam kegiatan perkuliahan.

Ke depan, pihaknya pun terus mengupayakan case study dari dunia bisnis. Dia mencontohkan keberhasilan merger BSI yang diproyeksikan menjadi lokomotif keuangan dan ekonomi syariah nasional serta berperan di tataran global.

“Merger BSI harus dikaji secara ilmiah dan dijadikan bahan pembelajaran. Kami punya CELEB, Center for Education and Learning in Economy and Business yang fokus memproduksi case study di Indonesia. Kami ingin mendiseminasikan hasil-hasil dari case study itu untuk seluruh mahasiswa atau seluruh sekolah ekonomi bisnis di Indonesia. Dengan demikian, kita dapat memajukan dan membangun ekosistem bersama-sama mencetak talenta-talenta muda untuk Indonesia di masa depan,” ujarnya menekankan.

Diharapkan ekonomi dan keuangan syariah dapat saling melengkapi dengan sistem konvensional dalam memperkuat perekonomian Indonesia. Dalam konteks Indonesia, menurutnya, kedua-duanya bukan harus saling berkompetisi atau substitusi, melainkan menjadi komplementer.

Oleh karena itu, Teguh sebagai ekonom dan akademisi menyebut kehadiran BSI memperkuat ekosistem dari ekonomi dan bisnis perbankan secara keseluruhan. Sebab, kehadiran BSI membuat Indonesia memiliki satu bank syariah yang besar. Di mana selama ini, bank yang besar menunjukkan kinerja yang semakin efisien.

Penguatan Ekosistem

Dalam kesempatan yang sama, hadir pula praktisi keuangan syariah Muliaman Hadad. Dia mengamini Teguh di mana penguatan ekosistem keuangan syariah perlu didorong melalui kolaborasi seluruh stakeholders. Ekosistem keuangan syariah menurutnya luar biasa besar, mencakup keuangan komersial dan sosial syariah, industri halal, komunitas dunia usaha, hingga ekosistem pendukung ekonomi syariah.

“Jadi saya katakan ekosistem yang saya maksud ini bukan hanya keuangan syariah tapi semua stakeholders atau partisipan yang kemudian masuk di dalam sistem ekonomi syariah. Ini menjadi bagian dari ekosistem yang harus diakselerasi kemajuannya,” ujar Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2012-2017 tersebut.

Dengan demikian, kata dia, penetrasi keuangan syariah nasional yang masih sekitar 7%  dapat ditingkatkan. Sebab, melalui penguatan ekosistem akan memberikan dampak yang luar biasa terhadap dorongan pertumbuhan dan penetrasi yang sangat tinggi.

Pada acara yang sama, Direktur Keuangan dan Strategi BSI Ade Cahto Nugroho mengatakan dalam konteks industri dan dunia pendidikan, penguatan ekosistem melibatkan peran mahasiswa, dosen, hingga praktisi yang memberikan kuliah.

“BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia berkomitmen untuk terus memberikan literasi dan menyediakan produk-produk keuangan syariah yang dibutuhkan masyarakat melalui ekosistem keuangan yang terintegrasi. Hal ini demi meningkatkan inklusi keuangan syariah kepada masyarakat Indonesia. Untuk itulah dengan adanya kegiatan ini, kami juga optimis bahwa bank syariah dapat menjadi pilihan finansial bagi anak muda ke depannya,” tuturnya.*/RHT