“Kita harus berinovasi. Motif yang lebih modern, lebih tipis, dan cocok untuk anak muda harus terus dikembangkan agar Tenun Donggala semakin digemari,” ujarnya.

Selain itu, ia menegaskan selalu mengenakan Batik dan Tenun Donggala dalam setiap rapat resmi, baik di daerah maupun di Jakarta, sebagai bentuk promosi langsung kepada publik dan pemangku kebijakan nasional.

Kegiatan ini turut dihadiri Presiden/CEO Eco Fashion Week Australia (EFWA), Dr. Zulhal Bupan Mils, tokoh dunia yang dikenal memperjuangkan fesyen berkelanjutan.

Kehadiran Dr. Zulhal, menurut Gubernur, adalah peluang besar bagi Donggala untuk masuk ke jaringan ekofesyen internasional.

“Beliau datang dari jauh untuk mendukung kita. Ini kesempatan besar agar tenun kita bisa dikolaborasikan dengan industri kreatif global,” ujar Gubernur.

Dalam sambutannya, Dr. Zulhal menyampaikan apresiasi kepada pemerintah dan masyarakat Towale atas pelestarian Tenun Donggala. Sejak 2017, ia konsisten mengembangkan ekofesyen berbasis serat alami, dan berharap Donggala dapat menjadi bagian dari gerakan fesyen berkelanjutan dunia.

Tenun Donggala merupakan Warisan Budaya Nasional sejak 2015. Pada kesempatan itu, Ketua Dekranasda Sulteng, Sry Nirwanti Bahasoan, turut mendapat apresiasi karena aktivitasnya yang konsisten mempromosikan Batik dan Tenun Donggala dalam berbagai kegiatan resmi.

Acara ini juga dihadiri Wakil Bupati Donggala Taufik M. Burhan, Kepala Dinas Pariwisata Sulteng, Kepala Desa Towale, para desainer lokal, serta ratusan masyarakat yang turut menyaksikan peragaan busana khas Donggala dalam Fashion Show penutup. **WAN