Upaya pengembangan usaha tani, komoditas jagung akan senantiasa masuk kedalam jejaring kegiatan agribisnis komoditas tersebut. Artinya keberhasilan dalam meningkatkan produktifitas dan hilirisasi jagung tidak bisa terlepas dari manajemen agribisnis jagung. Jagung merupakan komoditi pertanian yang penting dalam memberikan nilai tambah cukup besar. Fasilitas penunjang yang mendorong keberhasilan manajemen agribisnis jagung sangat dibutuhkan antara lain kemudahan untuk mendapatkan bantuan modal usaha, teknologi, dan penyuluhan. Peraturan pemerintah daerah/pusat yang mendukung kinerja usaha agribisnis dan budi daya jagung juga berperan penting.
Berdasarkan aspek kelembagaan, diantaranya adalah kinerja kelompok tani jagung yang masih belum banyak berperan, petani belum melakukan kemitraan dengan pihak lain, seperti dengan pengusaha jagung dan produk turunannya, dan masih sangat sedikit kelompok yang mampu mengakumulasi modal usahanya. Permasalahan dari aspek usaha/produksi, di antaranya mahalnya harga pupuk dan obat-obatan, kurang maksimalnya praktek budi daya, sehingga hasil yang didapatkan belum maksimal. Serangan hama penyakit jagung masih sulit untuk dikendalikan terutama penyakit hawar daun dan hama lainnya, seperti ulat grayak; penangan panen dan prosesing masih kurang mendapat perhatian dari petani, sehingga tingkat kehilangan hasil masih tinggi.
Dengan demikian agribisnis jagung di wilayah sentra jagung cukup berpotensi dan mempunyai prospek yang lebih baik bila dibenahi alur tataniaganya. Untuk mengatasi pemasaran dan harga jagung yang berfluktuasi perlu dilakukan pembaharuan secara terus menerus dengan melakukan inovasi teknologi mulai dari proses produksi, pengolahan maupun pemasaran.
Pengembangan manajemen agribisnis jagung dihadapkan pada era globalisasi dan tuntutan tarhadap efisiensi agar dapat bersaing di pasar global. Hal tersebut merupakan tantangan dan sekaligus peluang dalam merebut pasar domestik dan global. Hal tersebut didukung oleh adanya keunggulan komparatif yang dimiliki seperti biaya tenaga kerja yang rendah, sumber daya alam yang melimpah (air dan tanah) dan jumlah penduduk yang besar, serta memiliki keunggulan kompetitif karena pasar produksi komoditi jagung masih sangat dibutuhkan dengan biaya produksi yang relatif rendah. Untuk memanfaatkan peluang-peluang tersebut, maka pengembangan agribisnis jagung perlu dilakukan dengan melibatkan stakeholder dan instansi terkait.
Peran kelembagaan pertanian sangat menentukan termasuk di dalamnya lembaga koperasi dan lembaga asosiasi. Disamping itu, diperlukan adanya kelembagaan koperasi pedesaan. Pengembangan manajemen agribisnis jagung membutuhkan pengembangan sumberdaya agribisnis, khususnya pemanfaatan dan pengembangan teknologi serta pembangunan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) Agribisnis agar dapat beradaptasi terhadap perubahan pasar. **