Dalam tausiyahnya, UAS tidak hanya menyoroti kebersamaan tiga gubernur, tetapi juga memuji sikap Gubernur Anwar Hafid yang menjaga masjid tetap sebagai ruang persatuan, bukan arena politik.

Ketika menerima sorban dan busana penyambutan berwarna kuning dan hijau, UAS mengaku sempat bertanya apakah Anwar berasal dari partai tertentu. Namun ia mendapat jawaban bahwa tidak ada simbol politik yang dibawa ke masjid.

“Beliau tidak membawa warna partai. Yang dibawa ke masjid adalah La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah. Ini pelajaran besar bagi kita semua,” ujar UAS.

Ia kemudian mengajak jamaah untuk meneladani keteladanan itu dan memastikan masjid yang megah ini benar-benar dimakmurkan.

“Masjidnya sudah berdiri. Tugas kita adalah meramaikan dengan shalat berjamaah,” ucapnya.

Peresmian Masjid Raya Baitul Khairaat menjadi salah satu momen paling bersejarah di Sulawesi Tengah. Selain menjadi ikon baru yang mencatat rekor MURI, masjid ini juga menjadi bukti kuat bahwa kesinambungan kepemimpinan dapat melahirkan karya monumental bagi umat.

Di bawah spirit visi “Berani Berkah”, Gubernur Anwar Hafid menegaskan bahwa masjid ini siap menjadi pusat syiar Islam, ruang persatuan, dan sumber keberkahan bagi seluruh masyarakat Sulawesi Tengah. *WAN