Gubernur Anwar bahkan menyebut bahwa ia pernah nekat maju sebagai calon bupati dengan bermodalkan SK sebagai pegawai negeri. Jika gagal, ia siap menghadapi risiko kehilangan rumahnya. Namun keberaniannya justru membuka jalan panjang menuju jabatan publik yang ia emban hingga hari ini.

“Kalau saya tidak terpilih, rumah bisa hilang. Tapi saya tidak mau menggadaikan sumpah dan janji sebagai ASN demi mengejar hal lain. Sumpah itu bukan main-main,” tekannya.

Di hadapan ribuan ASN, ia menegaskan bahwa sumpah dan janji yang baru diucapkan harus menjadi pegangan moral sepanjang karier. Menurutnya, ASN yang menepati sumpah pengabdian akan merasakan keberkahan hidup dan kemudahan dalam karier.

“Siapa yang tidak konsisten dengan sumpah dan janjinya, hidupnya tidak akan berkah. Tapi kalau kalian jalankan dengan ikhlas, karier kalian insyaallah naik terus,” ucapnya.

Gubernur Anwar juga membantah anggapan bahwa ASN masa kini tidak bisa bekerja ikhlas. Ia menegaskan bahwa ASN justru merupakan barisan yang harus berdiri tegak menjaga integritas negara.

“Kalau ada yang bilang sekarang tidak ada lagi orang bekerja ikhlas, orang itu salah besar. ASN harus menjadi barisan yang siap diatur, siap bekerja, dan siap menjaga amanah,” tegasnya.

Gubernur menutup arahannya dengan pesan agar seluruh ASN menjaga disiplin, memegang nilai-nilai integritas, dan menjadikan sumpah yang baru saja mereka ucapkan sebagai kompas dalam menjalankan tugas. *WAN