Dia menambahkan, ketika remaja menikah terlalu dini, bukan hanya masa depannya yang terhenti, tapi juga keseimbangan demografi yang terganggu. Bonus demografi adalah peluang besar, tapi bisa jadi tantangan bila tidak diimbangi dengan pengendalian penduduk dan pencegahan pernikahan dini.

Ketua Genre, Muh. Khadapi menjelaskan terkait program Generasi Berencana dan PIK R yang dapat menjadi wadah bagi siswa-siswi dalam pengembangan diri sesuai dengan substansi dari Genre yaitu tentang kependudukan, skill pengembangan diri dan keluarga yang berkualitas.

Banyak remaja belum sadar kalau pernikahan dini bisa membawa banyak risiko mulai dari putus sekolah, masalah ekonomi, sampai kesehatan ibu dan anak. Padahal masa muda seharusnya jadi waktu untuk belajar, berprestasi, dan menyiapkan diri jadi generasi hebat Indonesia.

“Dengan ikut program SSK, kita diajak paham tentang pentingnya perencanaan hidup, keluarga berencana, dan bagaimana jadi remaja yang punya visi masa depan,”jelasnya. AMR