Politisi partai Nasdem ini mengungkapkan, literasi sastra saat ini masih rendah, hanya mencapai 26 persen dari generasi muda yang tertarik pada kegiatan-kegiatan sastra. Olehnya, fenomena ini akan menjadi perhatian bersama pemerintah dengan Komisi X yang membidangi pendidikan, kebudayaan, serta riset dan tekhnologi.
“Tentu Komisi X berkomitmen mendorong penguatan kebijakan perlindungan bahasa daerah melalui dukungan regulasi dan anggaran. Kemudian memperkuat kemitraan dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menyelengarakan program revitalisasi bahasa yang dapat dijangkau sekolah-sekolah di seluruh kabupaten/kota di Sulteng,”katanya.
Sebagai wakil rakyat, dirinya juga mendukung literasi kebahasaan dan kesastraan berbasis komoditas, agar kegiatan literasi tidak hanya di ruang kelas tetapi juga dikenal di ruang publik.
“Semoga kegiatan diseminasi kemitraan ini menjadi ruang sinergi antara pemerintah dan DPR, serta dengan masyarakat dalam membarukan bahasa dan satra Indonesia, khususnya dalam pelestarian bahasa Daerah Sulteng,” harapnya.
Kegiatan Diseminasi Produk pengembangan kebahasaan dan kesastraan dihadiri oleh ratusan peserta, dengan menghadirkan narasumber kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa dan Sastra, Dr Dora Amalia serta dipandu oleh Kepala Balai Bahasa Sulteng, Dr Syarifuddin. *WAN