Sebab, akses transportasi yang masih terbatas menjadi salah satu kendala utama kegiatan ekonomi masyarakat transmigrasi.

“Jalan dan jembatan yang memadai akan membuka akses pasar dan memperlancar distribusi hasil panen petani,” ujar Rizal.

Dikesempatan tersebut, Bupati juga memaparkan persoalan mendasar yang dihadapi masyarakat transmigrasi.

Seperti minimnya sarana pengolahan hasil panen, kesulitan memasarkan hasil panen dikarenakan keterbatasan akses, serta lemahnya kelembagaan kelompok usaha tani yang berdampak pada rendahnya daya saing produk pertanian lokal.

Khusus untuk Kawasan Lembantongoa, Bupati Sigi menyoroti potensi kopi yang dihasilkan masyarakat setempat.

Bahkan, masyarakat transmigran yang berasal dari Lampung telah mengusulkan penyelenggaraan festival kopi sebagai sarana promosi produk unggulan daerah.

“Festival kopi ini diharapkan dapat menjadi agenda tahunan yang bukan hanya mengangkat produk lokal, tetapi juga menarik perhatian nasional,” ungkap Bupati.

Sementara di Kawasan Bulupountu memiliki potensi besar dalam pengembangan bawang batu menjadi produk bawang goreng.