SULTENG RAYA – Perusahaan Umum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Sulawesi Tengah menyatakan penyaluran bantuan pangan (Banang) di Sulteng telah mencapai 82,86 persen dari gudang Bulog per 31 Juli 2025.

Sampai dengan 31 Juli 2025, Perum Bulog Kanwil Sulteng telah menyalurkan beras Banpang dari gudang Bulog sebanyak 3.174,6 ton atau 82,86% dari pagu sebanyak 4.482,9 ton.

Hal itu dikatakan Pemimpin Wilayah Bulog Kanwil Sulteng, Elis Nurhayati, kepada awak media di kantornya, Jalan Moh. Yamin, Kota Palu, Jumat (1/8/2025).

Dikatakannya, dari persentase tersebut, jika dikonversi dalam tonase, Bulog Sulteng telah menyalurkan sebanyak 3.174,6 ton stok Banpang dari pagu 4.482,9 ton bagi 244.148 penerima bantuan pangan (PBP). Sementara pada dokumen yang telah terverifikasi diterima PBP sebanyak 2.865,5 ton atau 63,92 persen dari pagu.

Pimwil Elis mengatakan, berdasarkan surat dari Bapanas Nomor 611/TS.03.03/B/07/2025 tanggal 30 Juli 2025 perihal Perpanjangan Waktu Pemyaluran Bantuan Pangan Juni dan Juli 2025 bahwa Bapanas mengizinkan perpanjangan waktu penyaluran Bantuan Pangan Beras lengkap dengan seluruh dokumen penyaluran sampai dengan tanggal 31 Agustus 2025.

“Ini berlaku seluruh Indonesia. Sampai pada periode itu (31 Agustus 2025, red) bukan hanya sampai pada PBP, tetapi harus tuntas dokumennya di aplikasi Bantuan Pangan,” kata Pimwil Elis.

Ia mengemukakan, tidak ada kendala berarti dalam proses penyaluran Banpang ke PBP di Sulteng. Hanya saja, lebih kepada penyesuaian jadwal di tingkat tapak yang cukup beragam.

“Kami sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Pangan di daerah, aparat desa. Hasilnya, untuk jadwal maupun tempatnya disepakati bersama, ada yang bersepakat penyaluran diakhir Juli, dan bahkan Agustus karena berbagai pertimbangan di masing-masing desa,” kata Pimwil.

Sementara itu, ia juga mengatakan, hingga saat ini, penyaluran dengan persentase tertinggi ada di Kota Palu, sedangkan yang terendah ada di Kabupaten Poso. Bulog Kanwil Sulteng berkomitmen untuk terus menyalurkan Banpang hingga tuntas dengan langkah-langkah sistematis yakni memperkuat koordinasi hingga ke tingkat desa penerima Banpang.

“Banpang menurunkan tingginya permintaan beras di pasar rakyat, ini bisa menakan harga beras untuk bisa stabil,” tutup Pimwil Elis. RHT