Yayasan Sikola Mombine juga menyoroti bahwa peristiwa ini bukan sekadar tragedi individu, melainkan bagian dari kekerasan sistemik yang dibiarkan terjadi di lingkungan komunitas.
“Menyebut ini hanya sebagai ‘musibah’ adalah bentuk pembiaran. Ini kekerasan verbal sistemik yang dilakukan oleh aparatur desa dan harus dihentikan,” tegas Nur Safitri.
Nur Safitri menegaskan, tidak boleh ada lagi anak yang kehilangan nyawa hanya karena diamnya masyarakat dan pembiaran oleh otoritas. Seluruh aparat dan elemen masyarakat didorong untuk berhenti menormalisasi kekerasan verbal, intimidasi, serta penyalahgunaan kekuasaan terhadap anak.
“Setiap anak berhak hidup dalam lingkungan aman, bebas dari kekerasan, dan tumbuh dengan martabat. Keadilan untuk Amri adalah tanggung jawab kita bersama,” tutup Nur Safitri. *ENG