PPM, PILAR PENTING PRAKTIK KEBERLANJUTAN

Selain pengelolaan lingkungan dan tata kelola operasional yang bertanggung jawab, PT Vale IGP Morowali menyadari bahwa praktik pertambangan berkelanjutan juga menempatkan pemberdayaan masyarakat sebagai pilar utama yang tak terpisahkan.

Program-program pemberdayaan tidak sekadar bentuk tanggung jawab sosial perusahaan, tetapi telah berkembang menjadi instrumen strategis dalam memastikan keberlanjutan jangka panjang, bagi perusahaan maupun komunitas lokal yang diberdayakan.

Program pemberdayaan dirancang dengan pendekatan partisipatif. Mampu menciptakan nilai tambah bagi masyarakat lingkar tambang, mulai dari peningkatan kapasitas SDM lokal, penguatan ekonomi untuk kemandirian, hingga akses terhadap layanan dasar yang lebih layak.

Dengan terlibat secara aktif dalam pembangunan sosial dan ekonomi wilayah operasional, perusahaan tambang turut menanamkan fondasi keberlanjutan yang lebih inklusif dan berjangka panjang.

Korelasi ini semakin kuat ketika perusahaan tidak hanya memberi bantuan sesaat, tetapi membangun ekosistem yang memberdayakan: pelatihan keterampilan, dukungan kewirausahaan, pendidikan, hingga inisiatif pelestarian budaya lokal.

Semua ini menjadi modal sosial yang sangat penting dalam menciptakan harmoni antara aktivitas pertambangan dan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan.

PT Vale IGP Morowali memiliki tools itu, praktik yang harmoni. Melalui program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat (PPM) dengan realisasi anggaran mencapai Rp67 miliar sejak 2015 hingga 2025. Ada banyak instrumen yang direalisasikan dari lintas sektor.

Tahun ini, PPM PT Vale IGP Morowali dirancang untuk menjawab kebutuhan prioritas masyarakat lingkar tambang, dengan fokus utama pada sektor: pendidikan, kesehatan, tingkat pendapatan riil, kemandirian ekonomi, ekonomi lokal, infrastruktur dasar, dan pelestarian budaya serta lingkungan.

Hingga Mei 2025, beberapa kegiatan telah berjalan, antara lain Pertanian Sehat Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan (PSRLB), yang sudah memasuki musim tanam ke-7, pemberdayaan UMKM lokal, pendampingan pengelolaan tempat pengelolaan sampah dengan prinsip reduce (pengurangan), reuse (penggunaan kembali), dan recycle (daur ulang) atau TPS3R, serta program pendidikan.

“Kami juga sedang menjajaki kemitraan strategis dengan beberapa lembaga pendidikan dan pelatihan untuk memperkuat kapasitas SDM lokal secara berkelanjutan,” kata Wafir.

Saat ini juga, salah satu program yang sedang berlangsung adalah pelatihan bahasa Inggris bagi mahasiswa Morowali, diselenggarakan bekerja sama dengan UPA Bahasa Universitas Tadulako. Program ini khusus ditujukan bagi mahasiswa di area pemberdayaan.