“Ekspor durian ini ibarat kunci pembuka gerbang investasi. Dari pembangunan perkebunan modern, pendirian packing house berstandar ekspor, hingga putaran ekonomi yang makin kencang melalui sistem keuangan dan perbankan. Dampaknya, penyelenggaraan fiskal daerah Parigi Moutong dipastikan akan merasakan angin segar,”ujarnya.
Faradiba mengungkapkan, potensi durian Parmout saat ini cukup besar yakni mencapai 1.114.000 pohon durian produktif tersebar di 1.114 hektare lahan, siap menjadi ladang emas. Hal itu membuktikan Parmout sanggup bersaing di pasar global, asalkan dikelola secara profesional dan berintegritas.
“Kini, 16 trading house telah siap, dan jumlahnya akan terus bertambah seiring membanjirnya minat pasar,” jelasnya.
Namun katanya, asa besar ini tak boleh tanpa kewaspadaan. Protokol ekspor perdana yang telah susah payah dibuka, bisa saja tertutup jika tak dikelola dengan baik. Kualitas adalah kuncinya. Dinas Pertanian diharapkan lebih aktif menyosialisasikan cara berkebun yang baik dan benar.
“Durian kini bukan cuma komoditas strategis nasional berdaya saing tinggi. Parigi Moutong tidak lagi sekadar produsen, melainkan didapuk menjadi pusat pengembangan durian modern skala besar di Indonesia. Mari sambut era baru ini dengan semangat kolaborasi, inovasi, dan kerja nyata. Selamat datang kepada para investor yang telah menaruh kepercayaan pada potensi Kabupaten Parigi Moutong. Semoga kolaborasi ini terus berlanjut, menjadikan daerah ini sentra ekspor buah durian,” pungkasnya.
Turut hadir pada kegiatan tersebut Bupati dan Wakil Bupati Parmout, Ketua DPRD Parmout, Ketua Kadin Sulteng dan tamu undangan lainnya. AJI