SULTENG RAYA – Kementerian Kependudukan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tengah melakukan pertemuan dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Palu di ruang rapat lantai 2 kantor Kemendukbangga/BKKBN Perwakilan Sulawesi Tengah, Rabu (8/1/2024).

Dalam pertemuan ini, Kepala Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Sulteng, Tenny C. Soriton, S.Sos.,MM, menjelaskan terkait program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) yang hadir untuk menyediakan ruang berkontribusi dan beraksi bagi seluruh elemen masyarakat, termasuk dari unsur LSM/komunitas seperti HIPMI untuk bergotong royong memastikan Generasi Sulawesi Tengah dapat mengalami tumbuh kembang yang berkualitas.

Tenny pun berterima kasih dengan respon baik dan cepat ditunjukan HIPMI Palu yang diketuai Hendra Pakamundi itu.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada HIPMI Kota Palu yang telah merespons dengan cepat komunikasi dari kami. Saat ini, angka stunting di Sulawesi Tengah masih cukup memprihatinkan, yaitu 27,2 persen, sementara di Kota Palu mencapai 22,1 persen. Oleh karena itu, kami mengundang HIPMI sebagai wadah pengusaha muda untuk turut berkontribusi dan menjadi bagian dari program ini,” ujarnya.

Pemberian bantuan sebagai Orang Tua Asuh (OTA) terdiri dari 4 jenis, yakni bantuan nutrisi kepada ibu hamil dan bayi usia di bawah dua tahun, bantuan non nutrisi seperti perbaikan jamban/MCK dan rumah layak huni, bantuan akses air bersih, dan bantuan edukasi pencegahan, serta penanganan.

Lebih lanjut, Tenny menegaskan bahwa bantuan yang diberikan, terutama dalam bentuk nutrisi, harus berupa makanan siap santap atau kudapan yang kaya akan protein hewani. Pemberian bantuan tidak harus berlangsung selama dua tahun secara mutlak, melainkan disesuaikan dengan usia anak penerima. Jika pada awal pemberian bantuan anak sudah berusia satu tahun, maka bantuan akan diberikan selama satu tahun hingga anak mencapai usia dua tahun.

“Makanan jadi supaya betul betul tepat sasaran. Bukan lagi bantuan dalam bentuk barang, sehingga bantuan itu dirasakan oleh anaknya atau ibu hamil, bukan bapak-bapaknya yang sebenarnya sudah tidak dalam masa pertumbuhan lagi” ungkap Tenny.

Pertemuan ini dilakukan, sebagai tindak lanjut usai launching Genting pada 5 Desember 2024 dan usai Kemendukbangga/BKKBN di Jakarta meneken nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan HIPMI tentang percepatan penurunan stunting.

Sementara itu, Sekretaris HIPMI Palu Moh. Rozan menyambut baik niat baik tersebut apalagi usai mendengar angka stunting di Sulawesi Tengah dan Kota Palu yang membuatnya miris. Pihaknya akan mengkaji kembali mekanisme program ini bersama pengurus dan anggota HIPMI, semoga dapat mengcover 4 jenis bantuan yang ada apalagi selama ini pihaknya juga sudah melakukan kegiatan-kegiatan sosial dengan jenis bantuan tersebut.

“Kami memang himpunan pengusaha lintas bisnis itu banyak. Peluang bisnis banyak didalam. Saya sendiri merasa agak miris. Saya baru dengar tigkat stunting di Sulteng tinggi. Padahal bicara PAD kita tinggi” tuturnya.

“Kami di HIPMI, saya pribadi melihat dari 4 bantuan, dari 12 bidang kami bisa cover tapi akan kami kaji terlebih dahulu,” ujarnya menambahkan.

Ia juga menceritakan salah satu kegiatan sosial yang pernah dilakukan HIPMI yakni pemberian edukasi sosialiasi oleh Bidang 11 di posyandu-posyandu yang berada di Palu Barat, salah satu kecamatan dengan padat penduduk di Kota Palu.

Untuk itu kedepannya, ia berharap bisa berkolaborasi dengan BKKBN dalam pencegahan stunting. */JAN