Diskusi dilanjutkan oleh perwakilan dari Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Cecep Somantri, yang menyoroti bagaimana transformasi pendidikan vokasi di Indonesia bertujuan untuk lebih menjembatani kemitraan antara lembaga pendidikan vokasi dan dunia kerja. Beberapa program yang telah dilaksanakan meliputi penyelarasan kurikulum, teaching factory, mobilitas mahasiswa, praktisi mengajar, kolaborasi penelitian, serta program magang untuk mahasiswa dan staf.
“Potensi kerja sama yang dapat dilakukan di antaranya studi di Indonesia dan program pertukaran pelajar. Indonesia mengundang lebih banyak mahasiswa Filipina untuk belajar di lembaga pendidikan tinggi di Indonesia. Untuk memulai, kedua belah pihak bisa mengembangkan program pertukaran mahasiswa antara lembaga pendidikan tinggi di Indonesia dan Filipina yang berdekatan,” ucap Cecep.
Selain itu, Cecep menambahkan, dapat dilaksanakan program mobilitas pengajar, yang berlangsung selama satu bulan untuk dosen Indonesia yang ingin melakukan studi di luar negeri. Kemudian untuk kolaborasi pendanaan riset, Indonesia juga telah mengembangkan skema khusus untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang dapat dijajaki bersama.
Melihat berbagai potensi kolaborasi tersebut, Commissioner the Commission on Higher Education (CHED), Ethel Agnes P. Valenzuela, sebagai ketua delegasi Filipina menyampaikan apresiasi atas partisipasi aktif seluruh delegasi selama pertemuan. Kedua negara telah berbagi tentang lanskap pendidikan tinggi, program prioritas, praktik baik, dan rencana tindak lanjut. “Saya berharap dapat melanjutkan diskusi melalui pertemuan sub-komite selanjutnya untuk membahas rencana aksi terkait mobilitas, peningkatan kurikulum, studi halal, peningkatan kapasitas, dan program internasionalisasi agar kita semua dapat bergerak maju dengan lebih cepat,” pungkasnya.*ENG