SULTENG RAYA– Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkomitmen untuk terus mengakselerasi transformasi pendidikan tinggi dan vokasi melalui kemitraan internasional. Kelompok Kerja Bersama (Joint Working Group/JWG) antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Filipina di bidang pendidikan memberikan kesempatan bagi kedua negara untuk mengeksplorasi potensi kerja sama yang dapat dijajaki, dilaksanakan di Bali, 26 Juli 2024.

Pada forum JWG ini, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Abdul Haris, selaku ketua delegasi Indonesia menyampaikan bahwa pertemuan ini merupakan momentum untuk mengevaluasi dan mengeksplorasi lebih dalam potensi kedua negara dalam bidang pendidikan tinggi dan pendidikan tinggi vokasi dalam upaya kedua negara dapat mencapai pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan daya saing global.

Di sesi pertama, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Sri Suning Kusumawardhani, memaparkan sejumlah potensi yang dapat dilakukan untuk memperluas kolaborasi kedua negara, di antaranya 1) meningkatkan kemitraan antar perguruan tinggi dan mendorong angka pertukaran mahasiswa; 2) berbagi pengetahuan terkait etika penggunaan Generative Artificial Intelligence (GenAI) dalam pedidikan tinggi; 3) mendirikan konsorsium perguruan tinggi dalam bidang STEM, perhotelan, kesehatan, dan industri halal; serta 4) kolaborasi dalam joint education program antara Indonesia dan Filipina untuk pembelajaran dan penelitian di bidang industri halal.

Saat ini, Kemendikbudristek mengelola tiga program mobilitas mahasiswa Indonesia, yaitu Indonesian International Student Mobility Award (IISMA), International Credit Transfer (ICT), dan ASEAN International Mobility for Students (AIMS). Dalam dua tahun terakhir, institusi pendidikan tinggi di Filipina telah berpartisipasi dalam program tersebut. Pada tahun 2023 sebanyak 7 universitas terlibat dalam ICT dan 1 universitas dalam AIMS. Kemudian pada tahun 2024, 2 universitas terlibat dalam ICT.