Oleh karena itu, untuk meningkatkan kemitraan dalam program mobilitas mahasiswa, dalam forum JWG tersebut Manajer Kemitraan IISMA, Hilda Cahyani, memaparkan terkait program IISMA dan mengundang institusi perguruan tinggi di Filipina untuk bergabung menjadi tuan rumah bagi mahasiswa Indonesia.

“IISMA akan memperkenalkan mahasiswa Indonesia pada dunia pendidikan internasional dan keragaman budaya lainnya. Mereka akan menghabiskan satu semester di universitas mitra luar negeri untuk belajar dan melakukan tugas praktis untuk mengasah keterampilan mereka. Pada tahun 2024, jumlah host university dalam program IISMA semakin meningkat. Beberapa universitas mitra dari negara ASEAN di antaranya adalah Malaysia, Singapura, dan Thailand,” jelas Hilda.

Hilda juga menjelaskan tentang kriteria dan jadwal pendaftaran bagi calon institusi mitra untuk IISMA 2025. Pendaftaran akan dimulai pada bulan Agustus tahun 2024, kemudian diikuti oleh beberapa tahap seperti penilaian proposal, persiapan program, pelaksanaan program, pengumuman, kontrak, dan pelaporan.

Di sisi lain, Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Faiz Syuaib, menjelaskan bahwa Kemendikbudristek memiliki tugas untuk mengawasi pembuatan kebijakan penelitian, mengelola pendanaan penelitian dan pengabdian masyarakat, serta memfasilitasi kemitraan penelitian internasional di tingkat perguruan tinggi. Saat ini, kemitraan penelitian perlu dilakukan dengan mempertimbangkan lima bidang prioritas Indonesia tahun 2022-2023, yang meliputi green economy, blue economy, ekonomi digital, pariwisata, dan kesehatan.

“Untuk kolaborasi pendanaan penelitian internasional, Indonesia telah memiliki sejumlah program, baik bilateral maupun multilateral, dengan berbagai negara mitra. Namun saat ini belum ada payung perjanjian kerja sama di bidang penelitian antara Indonesia dan Filipina. Untuk itu, melihat potensi sumber daya yang dimiliki oleh Indonesia dan Filipina, saya harap kita dapat membangun kolaborasi penelitian yang bermanfaat di masa depan,” ujar Faiz.