SULTENG RAYA – Jelang Hari Bhayangkara Ke-78, Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) menggelar Upacara Pencucian Pataka yang dipimpin langsung oleh Kapolda Irjen Pol Dr. Agus Nugroho, yang berlangsung di Rupatama lantai II Polda Sulteng, Rabu (19/6/2024).

Pencucian Pataka Polda Sulteng Wira Dharma Brata memiliki makna yang mendalam bagi seluruh personel Polda Sulteng. Tradisi ini menjadi momen penting untuk melakukan introspeksi dan perenungan dalam menjalankan tugas kepolisian.

Hadir dalam pelaksanaan upacara itu, Wakapolda Brigjen Pol. Soeseno Noerhandoko, Irwasda Kombes Pol. Asep Ahdiatma, pejabat utama Polda Sulteng, beserta para perwira dan anggota Polri lainnya.

Semua peserta upacara secara khidmat melaksanakan tradisi pencucian Pataka dalam rangka pemuliaan nilai-nilai Tribrata dan sebagai simbol kesucian dan keberlanjutan pengabdian Korps

“Pencucian Pataka juga diharapkan dapat menjadi pedoman dan sumber semangat bagi setiap anggota Polri dalam memegang teguh kebenaran serta melaksanakan tugas pokok mereka dengan baik,” kata Kapolda Sulteng Irjen Pol. Agus Nugroho.

Dalam upacara tersebut, Kapolda Sulteng, Irjen Pol Agus Nugroho, menekankan pentingnya tugas Polri dalam melindungi, mengayomi, melayani dan menegakkan hukum bagi masyarakat. Ia juga menekankan pentingnya pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara sebagai tujuan utama dari setiap anggota Polri.

Kapolda Sulteng, juga menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh anggota Polri yang telah menjalankan tugas dengan dedikasi dan pengabdian yang tinggi. “Saya mengajak seluruh anggota Polda Sulteng dan Polres jajaran untuk terus meningkatkan kualitas diri dan mengikuti perkembangan serta tantangan zaman guna menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat,” kata Kapolda.

Upacara Pencucian Pataka Polda Sulteng menjadi momen yang berarti bagi seluruh anggota Polri, di mana mereka dapat merenungkan peran dan tanggung jawab mereka sebagai penegak hukum, pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat.

“Diharapkan, semangat Bhayangkara yang tercermin dalam pelaksanaan upacara hari ini, akan dapat membawa kemajuan bagi Polda Sulteng dalam menjalankan tugas-tugas kepolisian yang sangat mulia,” harap Kapolda.

MENGENAL PATAKA POLDA SULTENG WIRA DHARMA BRATA

Untuk mengenal Pataka Wira Dharma Brata tidak bisa terlepas dari sejarah berdirinya Polda Sulawesi Tengah tanggal 29 Maret 1995.

“Polda Sulawesi Tengah terbentuk berdasarkan Keputusan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Nomor: KEP.06/1994 tanggal 10 Mei 1994 yang dikuatkan dengan Skep Kapolri Nomor Polisi : SKEP/01/II/1995 tanggal 28 Februari 1995,” Jelas Kasubbid Penmas Bidhumas Polda Sulteng, Kompol Sugeng Lestari, Rabu (19/6/2024).

Kemudian Polda Sulteng diresmikan oleh Kapolri Jenderal Polisi Drs. Banurusman pada tanggal 29 Maret 1995 sekaligus peresmian lambang Polda Sulteng yang diberi nama Pataka Wira Dharma Brata.

“Wira Dharma Brata sendiri mengandung makna “Sosok Ksatria Polri yang memiliki keterampilan, ketangkasan dan kecerdasan dalam menegakkan aturan serta menjunjung tinggi kebenaran sebagai perwujudan perilaku Pelindung, Pengayom dan Pelayan Masyarakat,” ujar Kasubbid Penmas.

Lebih lengkap Kasubbid Penmas Bidhumas Polda Sulteng menjelaskan makna logo Pataka Wira Dharma Brata diantaranya, Bintang Warna Kuning bermakna Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Tombak bermakna sebagai perjuangan untuk mempertahankan diri sendiri dari kekuatan lawan. Parang atau Guma bermakna Kekuatan atau Kebesaran. Tameng Warna Merah bermakna berani dalam mempertahankan diri. Rumah Adat bermakna tempat berlindung atau bernaung dari panas dan hujan. Padi dan Kapas yang diikat oleh rantai bermakna Ikatan kekeluargaan dan persaudaraan untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan dan Selendang Kuning bermakna penghormatan yang didasari balutan kebersamaan yang tidak pernah putus.*/YAT