SULTENG RAYA-Sebagian besar masyarakat Desa Bakti Agung Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso bekerja sebagai petani, dimana luas lahan pertanian yang ada di desa ini sekitar 500 Hektar.
Kades Bakti Agung, Eko Prabowo, menyampaikan bahwa sudah empat tahun sejak bendungan Desa Tambarana jebol, warga petani sawah mengalami kendala tanam, meskipun 2023 sudah dilakukan perbaikan namun karena terjadi banjir, saat ini tanggul dipenuhi material pasir dan lumpur pasca banjir, sehingga air kembali tidak mengalir ke persawahan warga Desa Bakti Agung.
Mengakibatkan lahan persawahan warga tidak maksimal digarap, dan banyak petani sawah yang beralih menanam tanaman lain, sebagian lagi membiarkan begitu saja lahannya tanpa digarap, ditambah lagi saat ini aliran Sungai Tambarana yang cenderung keruh dikhawatirkan warga dapat merusak lahan pertanian dan perkebunan maupun untuk minum ternak.
“Adanya keluhan dari masyarakat tersebut, kami dari pemerintah desa telah membangun komunikasi dengan melakukan pertemuan antara Pemerintah Desa Tambarana dan Desa Bakti Agung bersama kelompok petani untuk mencarikan solusi, dan sudah menyurat ke pemerintah daerah maupun provinsi, kemudian juga dari pemerintah daerah dan pihak terkait sudah melakukan peninjauan ke lokasi,”sebut Kades, Senin (29/4/2024).
Kades berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Poso dan pihak terkait segera menindaklanjutinya dengan tetap menjaga kualitas air yang baik untuk mengaliri persawahan di Desa Bakti Agung, sehingga pertanian yang ada di Desa Bakti Agung dapat kembali berjalan untuk meningkatkan perekonomian warga.
“Harapan saat ini terletak pada tindakan cepat dari Pemerintah Daerah Kabupaten Poso dan pihak terkait untuk menjaga kualitas air yang baik dan memperbaiki tanggul, sehingga pertanian di Desa Bakti Agung dapat pulih dan mendukung perekonomian lokal,”harapnya.*ENG