SULTENG RAYA – Ribuan anak usia 7-21 tahun di Kabupatern Parigi Moutong (Parmout) ternyata putus sekolah. Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda), Krisdariadi Ponco Nugroho,SSTP, MSi pada kegiatan Seminar Hasil Verifikasi Data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) Pada Bidang Pendidikan Khususnya Anak Putus Sekolah, di auditorium Kantor Bupati, Senin (27/3/2023).
Ponco mengungkapkan, berdasarkan data yang diverifikasi P3KE dari data yang disediakan oleh Satuan Tugas Pengelolaan Data P3KE terdapat 7.984 anak usia 7-21 tahun di Kabupaten Parmout putus sekolah. Sedangkan data anak yang masih bersekolah sebanyak 25.556 orang.
Hal itu katanya menjadi tantangan bagi Pemerintah Daerah (Pemda) Parmout untuk diintervensi.
Dia berharap dari data tersebut Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Parmout melakukan pendalaman apa yang menjadi penyebab ribuan anak putus sekolah tersebut sampai tidak mendapatkan akses Pendidikan.
Selain itu, Dinas Dikbud diharapkan dapat mengelompokkan berdasarkan usia strata pendidikannya untuk mendapatkan data yang akurat serta mengamati apa saja yang menjadi kendala dan permasalahan yang dialami oleh masing-masing anak sehingga nantinya dapat dilaporkan ke pemerintah kabupaten untuk segera dilakukan intervensi secara cepat dan tepat sasaran.
“Kewajiban Pemda tidak hanya mengatasi jumlah anak yang tidak sekolah, akan tetapi jumlah anak yang melanjutkan pendidikan dari SD sampai SMA juga harus terpantau dan diikuti jejak pendidikanya kenapa mereka tidak melanjutkan untuk mendapatkan hak pendidikanya,” ujarnya.
Sementara itu Wakil Bupati (Wabup) Parmout, Badrun Nggai, SE yang membuka seminar tersebut dalam sambutannya meminta Dinas Dikbud bersinergi dengan pemerintah desa dan kelurahan agar fokus pada pendataan anak putus sekolah secara rutin.
“Dengan data yang akurat, saya yakin dapat menjadi dasar dan tolok ukur untuk peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Parigi Moutong,”ujar Wabup.
Wabup yang merupakan Ketua Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Parmout menyampaikan pentingnya kelanjutan pendidikan anak juga bertujuan untuk mengatasi kemiskinan ekstrem di daerah ini. Hal itu katanya bukan serta merta hanya menjadi tanggung jawab Dinas Dikbud, akan tetapi juga menjadi tanggungjawab pemerintah desa dan kelurahan se Kabupaten Parmout.
Pada kesempatan itu Wabup juga mengingatkan Instruksi Presiden yang meminta Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mampu menuntaskan angka kemiskinan diangka nol (zero) persen pada tahun 2024. AJI