SULTENG RAYA – PT Vale Indonesia Tbk (IDX Ticker: INCO) dan entitas anaknya mengumumkan pencapaian kinerja keuangan telah diaudit untuk 2022. Perseroan membukukan earning before interest tax, depreciation, and amortization (EBITDA) sebesar 477,0 juta dollar AS pada 2022 terutama didorong oleh harga realisasi nikel yang lebih tinggi.
Harga realisasi rerata pada 2022 yakni 35 persen lebih tinggi dibandingkan harga tahun lalu.
“Harga yang lebih tinggi ini tentunya membawa dampak positif bagi kinerja keuangan kami,” kata CEO dan Presiden Direktur Perseroan, Febriany Eddy dalam keterangan resminya, Jumat (17/2/2023).
Namun demikian, dengan kenaikan harga komoditas yang signifikan pada 2022, Perseroan masih mampu mempertahankan biaya tunai dikisaran 11.000 dollar per ton.
Produksi PT Vale pada 2022 sebesar 60.090 metrik ton (t) nikel dalam matte, 8 persen lebih rendah dari produksi 2021 terutama disebabkan oleh adanya pelaksanaan proyek pembangunan kembali tanur 4.
“Berhubung proyek telah selesai, kami optimis dapat mencapai volume produksi yang lebih tinggi pada 2023 sementara disaat yang bersamaan berupaya meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya operasi. Dalam melakukannya, kami tidak akan mengkompromikan nilai-nilai utama kami: keselamatan jiwa merupakan hal terpenting, Menghargai kelestarian bumi dan komunitas kita. Terlepas dari produksi yang lebih rendah, saya sangat mengapresiasi kerja keras seluruh karyawan di Perusahaan kami,” ujar Febri.
Konsumsi High Sulphur Fuel Oil (HSFO) pada 2022 meningkat bila dibandingkan dengan 2021, mengimbangi konsumsi batubara yang lebih rendah.
Sebab, Perseroan telah memutuskan menggunakan HSFO sebagai sumber energi di operasi sejak September 2022, menyikapi kenaikan harga batubara yang cukup tajam.
Sementara itu, konsumsi diesel pada 2022 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan 2021. Dibandingkan dengan 2021, harga rerata HSFO, diesel maupun batubara pada 2022 meningkat signifikan masing-masing sebesar 44 persen, 74 persen dan 136 persen.
Kas dan setara kas Grup pada 31 Desember 2022 dan 31 Desember 2021 masing-masing sebesar 634,0 juta dollar AS dan 508,3 juta dollar AS karena Grup menerima pendapatan yang lebih tinggi pada 2022.
“PT Vale akan senantiasa berhati-hati mengontrol pengeluaran untuk menjaga ketersediaan kas,” katanya.
PT Vale mengeluarkan sekitar 218,8 juta dollar AS untuk belanja modal pada 2022, mengalami peningkatan dari yang dikeluarkan pada 2021 sebesar 180,7 juta dollar AS terutama disebabkan oleh pengeluaran yang lebih tinggi untuk kelangsungan dan modal pertumbuhan pada 2022. Pengeluaran utama Perseroan adalah untuk proyek pembangunan kembali tanur 4.
Pada Desember 2022, untuk ketiga kalinya PT Vale menerima predikat PROPER Hijau (melampaui kepatuhan) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyusul beberapa penghargaan yang diterima dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) September 2022.
“Kami bersyukur dan akan terus menunjukkan komitmen yang kuat dalam menerapkan praktik penambangan yang baik dan praktik terbaik dalam pengelolaan lingkungan di operasi kami,” katanya. */RHT