SULTENG RAYA –  Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, turut berkomentar terkait bentrokan di PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah.

Menurut Bahlil, terjadinya bentrokan di PT GNI tersebut dinilai akan memberikan persepsi kurang baik bagi iklim investasi di sektor hilirisasi.

“Dalam pandangan saya bahwa hal ini patut kita sayangkan. Kita jangan menyalahkan si A, si B, tapi ini adalah evaluasi kita bersama baik itu adalah masyarakatnya, dalam hal ini karyawan, maupun aparat keamanan maupun investornya juga, manajemen. Patut kita sayangkan karena ini akan melahirkan persepsi yang kurang elok,” kata Bahlil dikutip dari tayangan konferensi pers “Hilirisasi Kunci Investasi dan Tantangan Investasi 2023”, Rabu (18/1/2023).

Sejauh ini, Bahlil telah meminta timnya untuk mengecek masalah yang terjadi di PT GNI. Kendati demikian, dirinya mengaku belum mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai peristiwa tersebut.

Bahlil pun mengajak semua pihak untuk bersama-sama mencari solusi, serta meminta media menyampaikan informasi dengan baik kepada masyarakat.

“Mari sama-sama kita cari solusi kita jangan gembar-gemborkan ini sebuah masalah besar karena di negara lain itu kalau ada masalah beritanya nggak terlalu digembar-gemborkan supaya tidak merugikan negaranya,” katanya.

Sebagai informasi, aksi unjuk rasa anarkistis berujung bentrok terjadi di lokasi industri pengolahan nikel (smelter) PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) di Desa Bunta, Kecamatan Petasia Timur, pada Sabtu (14/1/2023) siang sampai malam hari.

Kerusuhan yang terjadi di lingkungan PT GNI tersebut dilaporkan menimbulkan dua orang korban tewas, seorang TKI dan seorang TKA serta kerugian material yang cukup besar.

Dilaporkan pula terjadi penjarahan di asrama putri TKI serta pembakaran aset perusahaan.

17 ORANG DITETAPKAN TERSANGKA

Sebelumnya diberitakan, usai kerusuhan yang terjadi PT. Gunbuster Nickel Industry (PT.GNI) di Kabupaten Morowali Utara (Morut), Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) telah menetapkan 17 orang sebagai tersangka.

Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Polisi Didik Supranoto di Palu, Senin (16/1/2023) menyebutkan, sampai dengan saat ini ada 71 orang yang diamankan, 33 orang telah dilakukan pemeriksaan dimana 17 diantaranya telah ditetapkan tersangka pengrusakan. Sedangkan, 16 orang lainnya diminta wajib lapor.

Didik menegaskan, Polda Sulteng akan terus mendalami pelaku yang melakukan provokasi sehingga menimbulkan kerusuhan yang berakibat kerusakan dan meninggalnya dua karyawan PT. Gunbuster Nickel Industry (PT.GNI) di Kabupaten Morowali Utara (Morut), Sulawesi Tengah (Sulteng).

“Dua korban meninggal dunia telah teridentifikasi yaitu inisial XE (30) warga negara China dan MS (19) warga Pare-Pare, Sulawesi Selatan,” sebut Kombes Polisi Didik Supranoto.

“Situasi di lokasi kejadian sampai dengan saat ini relatif aman dan terkendali, personil TNI-Polri melakukan pengamanan di lokasi-lokasi strategis PT. GNI, seperti jalan keluar masuk perusahaan, smelter, jalan houling dan tempat jeti atau dermaga,” tambah Didik.

Didik juga menyebutkan, hari ini (kemarin) telah digelar rapat yang dipimpin oleh Sekda Kabupaten Morowali Utara bersama unsur forkopimda, tokoh masyarakat, tokoh agama dan para Kades di lingkar perusahaan tambang. “Semoga ada hasil yang positif untuk menyelesaikan masalah ini,” harapnya.

Didik kembali mengimbau, masyarakat untuk tidak terprovokasi adanya informasi-informasi yang tidak benar terutama yang ada di media sosial yang menyebutnya adanya korban perempuan, ada yang dimakamkan di Poso dan lain sebagainya.

“Terkait tenaga kerja asing, tidak ada tenaga kerja asing yang diungsikan, semua berada di mess dan dalam pengamanan pihak Kepolisian dan TNI,” tegasnya. L6C/YAT