RAYA- Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah () , bersama dengan tim yang telah dibentuk tengah menyusun prososal Matching Fund (MF) Kedaireka, dengan target minimal satu fakultas satu proposal yang bisa terkirim.

Proposal ini nantinya lebih pada bentuk proyek pengabdian yang berkolaborasi dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Dudi). Kedaireka sendiri sebagai wadah iklim inovasi dengan sinergi yang inklusif antara unsur pemerintah, kampus, Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), dan media (penta-helix).

Ketua LPPM Unismuh Palu Dr. Muliadi, SH., MH mengatakan, LPPM bersama tim akan semaksimal mungkin menghasilkan proposal yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan, dengan harapan proposal yang dihasilkan dapat diloloskan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi.

“Ini adalah bagian dari upaya kami menindaklanjuti instruksi dari Pak Rektor untuk memaksimalkan Kedaireka,”ujar Muliadi, Selasa (3/12/2022).

Muliadi mengatakan, dalam program tersebut, Perguruan Tinggi dengan DUDI bekerja sama untuk meningkatkan manfaat  dan  relevansi sekaligus menyesuaikan pengembangan  ilmu  pengetahuan  dan teknologi di Perguruan Tinggi dengan kebutuhan DUDI dan masyarakat.

Kunci keberhasilan program adalah terbangunnya kepercayaan antara dua insan tersebut, yaitu Insan Dikti dan Insan DUDI. Melalui Matching Fund (MF) Kedaireka, Perguruan Tinggi diakselerasi sebagai pusat inovasi bangsa dalam menerapkan kebijakan Kampus Merdeka untuk mencapai 8 Indikator Utama (IKU) Perguruan Tinggi dan LLDikti.

Selain itu, melalui Program MF Kedaireka berupaya untuk mendorong penyelarasan proses pembelajaran yang terjadi di kampus dengan kebutuhan Industri. Mekanisme pelaksanaan program MF yaitu pemerintah melalui kemendikbudristek akan memberikan bantuan pendanaan kepada perguruan tinggi yang berhasil menjalin kerja sama dengan industri dan juga akan mendapatkan dana dukungan dari industri. “Dengan adanya program MF ini diharapkan kerja sama antara Perguruan Tinggi dan Industri semakin meningkat,”jelas Muliadi.

Lebih lanjut, Muliadi juga mengatakan bahwa program MF juga memiliki sasaran untuk pengembangan metode pembelajaran . Mahasiswa diajak terlibat langsung dengan DUDI melalui model pembelajaran di dalam Teaching Factory/Teaching Industry.

Dengan demikian mahasiswa akan mendapatkan pengalaman praktik sekaligus pembelajaran berbasis proyek atau Project-Based Learning. Kompetensi SDM unggul dapat diperoleh dengan memberikan pengalaman aktual kepada mahasiswa selama proses pembelajaran. Mahasiswa dilibatkan bersama Dosen  dan  Industri dalam mencari jawaban atas permasalahan-permasalahan yang ada di Industri atau DUDI. Mahasiswa dapat berkontribusi langsung dalam proses adaptasi dan pemanfaatan reka cipta dengan harapan ketika lulus, dapat menjadi manusia yang tidak hanya berkarakter, namun juga produktif dan solutif karena telah bersentuhan dengan kebutuhan dan permasalahan-permasalahan yang riil di industri atau DUDI.ENG