SULTENG RAYA-Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah memulai pelaksanaan Festival Tunas Bahasa Ibu 2025 tingkat provinsi berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 6 hingga 8 November 2025, di salah satu hotel di Kota Palu.

Pembukaan festival yang bertemakan “Tutur Leluhur, Bekal Masa Depan” ini dihadiri sejumlah pimpinan OPD tingkat provinsi dan kabupaten kota dan melibatkan 96 peserta didik tingkat sekolah dasar dan menengah pertama di Sulteng sebagai peserta festival.

Ke 96 peserta festival tersebut berasal dari delapan kabupaten yakni Kabupaten Banggai, Banggai Laut, Banggai Kepualauan, Poso, Morowali Utara, Donggala, Sigi, dan Kota Palu.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah Dr. Syarifuddin, M.Hum menyampaikan, Festival Tunas Bahasa Ibu merupakan kegiatan rutin dilaksanakan oleh Balai Bahasa tinggat provinsi hingga nasional sebagai bentuk apresiasi kepada daerah yang telah merevitalisasi bahasa daerah.

Sulawesi Tengah sendiri merupakan salah satu daerah yang telah merevitalisasi lima bahasa daerah yang terancam punah, yakni Bahasa Kaili, Pamona, Saluan, Buol, dan Mori. “Sulawesi Tengah merupakan salah satu provinsi yang terlibat aktif dalam merevitalisasi bahasa daerah, secara nasional tahun 2025 ini terdapat 21 bahasa daerah yang telah direvitalisasi,”jelas kepala balai, Kamis (6/11/2025) malam.

Katanya, pemenang di festival ini nantinya akan diikutkan dalam Festival Tunas Ibu Tinggat Nasional di bulan Mei 2026 mendatang.

Ia juga menegaskan, balai bahasa akan terus melakukan perlindungan bahasa daerah dengan mempertimbangkan daya hidup bahasa daerah tersebut. Salah satu langkah yang dilakukan agar tetap terlindungi dengan cara konservasi bahasa melalui lembaga pendidikan diajarkan di sekolah -sekolah. Kedua dengan melalui revitalisasi dan penguatan bahasa. “Sulteng merupakam provinsi begitu banyak bahasa daerahnya, bahkan terbanyak di pulau Sulawesi, salah satu kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan,”sebut kepala balai.