SULTENG RAYA – Perusahaan Umum Bulog Kantor Wilayah Sulawesi Tengah memperkuat stok berasnya dengan membuat permintaan ke Sulawesi Selatan (Sulsel) sebanyak 3.000 ton.
“Total stok yang kami punya saat ini adalah 21.000 ton, ditambah dengan 3.000 jadi 24.000 ton,” kata Pemimpin Wilayah Bulog Kanwil Sulteng, Jusri kepada awak media beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan, stok-stok tersebut nantinya akan digunakan untuk gerakan stabilisasi harga pangan wilayah Sulteng yang terus digencarkan oleh tim pengendalian inflasi daerah, serta untuk alokasi bantuan pangan (Banpang) yang rencananya akan diperpanjang selama empat bulan kedepan.
“Jadi alokasi September-Oktober dan November-Desember, rencananya mau disalurkan empat bulan itu, kami menunggu perintah, informasinya sudah ada. Sekitar 4.000 ton per bulan, stok kami cukup mempuni,” kata Jusri.
Menurutnya, saat ini, berdasarkan pantauan, harga beras sudah berangsur turun di pasar tradisional. Harga beras premium, kata Jusri ada pada kisaran Rp15.000 per kilogram (kg).
“Tapi memang ada beras khusus yang punya ciri khas, harganya masih Rp16.000 per kg, tapi yang khususnya, yang punya cirikhas seperti aromanya, pulennya, itu beras khusus,” kata Pimwil Jusri.
Kedepan, kata Jusri, pihaknya bersama pemerintah dan lintas sektor akan terus menggalakkan intervensi harga beras dengan menggelontorkan beras SPHP yang harganya sangat terjangkau oleh konsumen. “Ya, harganya masih sama, sangat terjangkau untuk masyarakat, Rp62.500 per pcs 5 kg, bahkan ada yang jual Rp60.000 per 5 kg,” tutupnya. RHT