SULTENG RAYA-Universitas Tadulako (Untad) menerima kunjungan dari Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) RI Diana Kusumastuti pada Rabu (11/12/2024). Kunjungan ini bertujuan untuk melakukan evaluasi dan monitoring pembangunan embung yang sedang berlangsung di kampus tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Rektor Untad Prof. Dr. Ir. Amar, S.T., M.T., menjelaskan berbagai aspek terkait pembangunan embung, termasuk perencanaan program yang akan dilaksanakan di area tersebut. Penjelasan ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai manfaat dan tujuan dari proyek pembangunan embung itu bagi lingkungan kampus.
Selain itu, Rektor Untad juga mengajak Wakil Menteri PU untuk berkeliling melihat gedung Rektorat Untad yang telah hampir selesai dalam proses perbaikan dan pembangunan.
Sebelumnya, Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) III Palu membangun Embung Pendidikan di Untad menelan anggaran sekitar Rp12-15 Miliar. Saat ini pembangunan tahap awal telah dimulai dengan kucuran dana Rp6 Miliar, desain bangunan embung tersebut murni karya para guru besar (Professor) yang ada di Untad. Dibangun di depan Fakultas Teknik dengan nama Embung Rano Tadulako.
Embung tersebut menampung air berkapasitas 12 ribu liter kubik dengan luasan area 500 Meter. Ini akan menjadi embun pendidikan kedua di wilayah Indonesia Timur setelah Universitas Hasanuddin Makassar, sekaligus menjadi embung pendidikan pertama desainnya murni karya sendiri.
Embung pendidikan ini tidak hanya berfungsi sebagai konserfasi maupun penelitian, namun dapat sebagai miniatur tehnik sipil khususnya pengairan. “Mahasiswa Teknik Untad dapat berpraktek langsung di embung ini,”sebut Kepala BWSS III Palu, Dedy Yudha Lesmana, Selasa (15/10/2024).
Para penyusun desain embung ini juga sebut Dedy sudah memperhitungkan dan mengantisipasi hal-hal teknis seperti kehilangan air, dan konstruksinya juga sudah didesain sedemikian rupa dilapisi geomembran dan diatasnya digunakan bolder.
Sisi kiri kanan juga akan dibangunkan pengamanan bagi pengunjung. “Embung ini menggunakan sumber air dari tanah dan hempasan air hujan jika debit air tinggi, sementara pembuangannya diarahkan ke drainase yang ada,”jelasnya. *ENG