SULTENG RAYA – Perusahaan tambang nikel di Indonesia mulai menjadikan PT Vale Indonesia Tbk sebagai kiblat dalam pertambangan berkelanjutan dan tolok ukur dalam keselamatan dengan mengunjungi wilayah operasi PT Vale Indonesia. Tujuannya untuk melihat dan belajar langsung cara PT Vale menerapkan good mining practices.
Hal itu sejalan dengan pernyataan Presiden Joko Widodo pada saat meresmikan Taman Kehati Sawerigading Wallacea, yang menyatakan perusahaan tambang di Indonesia harus belajar mengenai pertambangan yang baik di PT Vale.
Berangkat dari pernyataan presiden tersebut, membuat PT Weda Bay Nickel (WBN) mengunjungi wilayah operasi PT Vale di Sorowako, pada Senin-Selasa (7-8/8/2023).
Rombongan PT Weda Bay Nickel (WBN) yang dipimpin langsung Kepala Teknik Tambang (KTT) Iwan Kurniawan, dibawa mengunjungi Danau Matano, Process Plant, Mining, reklamasi, Galeri UMKM dan Nursery. Mendampingi rombongan ini, di antaranya Manager Environment & Reclamation PT Vale Umar dan Senior Coordinator HSOR Department Energy & Logistic Sarianto Latief.
Iwan Kurniawan mengaku sangat terkesan dengan penerapan good mining practices yang dilakukan PT Vale. Menurutnya, wajar jika presiden mengajak seluruh perusahaan tambang meniru praktik pertambangan yang dilakukan oleh PT Vale selama ini.
“Saya sudah 33 tahun bekerja di perusahan pertambangan, berganti-ganti perusahaan dan baru kali ini saya melihat perusahaan tambang yang sangat bagus dalam pengelolaan lingkungan, tata kelola dan sosial,” kata Iwan.
Iwan menambahkan, Kementerian ESDM meminta seluruh perusahaan pertambangan memiliki Nursery dan menerapkan good mining practices khususnya pada aspek lingkungan, seperti yang telah dijalankan oleh PT Vale selama ini. “Hal itu yang membawa kami berkunjung ke PT Vale untuk melihat secara langsung dan bisa meniru hal-hal positif yang dilakukan PT Vale,” jelasnya.
Menurutnya, PT Vale telah membuktikan bahwa perusahaan pertambangan tidak hanya menghasilkan bijih nikel tetapi melakukan pertambangan dengan cara yang baik, memperhatikan keselamatan dan kesehatan karyawan, menjaga lingkungan dan sosial. “Sehingga sangat pantas jika PT Vale menjadi contoh pertambangan nikel di Indonesia yang sudah menerapkan good mining practices,” katanya.
Dia mengakui banyak mendapatkan masukan atau pembelajaran mengenai good mining practices termasuk pengelolaan CSR untuk masyarakat dan pembuatan Nursery.
“Untuk itu, saya akan mengutus beberapa tim untuk melakukan kunjungan yang lebih spesifik, misalnya khusus pada bagian lingkungan atau CSR, agar tim tersebut bisa belajar langsung mengenai pengelolaan lingkungan atau pengelolaan CSR dengan baik. Kami berharap bisa meniru apa yang dilakukan oleh PT Vale,” ujarnya.
“Saya ingin gambarkan PT Vale bagaikan melihat sebuah candi di Bali. Tidak besar, tetapi tertata rapi dan indah. Itu kesan yang bisa diekspresikan tentang PT Vale,” tambahnya.
Sementara itu, Director Environment and Permit Management Zainuddin menjelaskan, PT Vale sangat terbuka menerima kunjungan dari perusahaan tambang di Indonesia. Dengan adanya kunjungan dari PT Weda Bay Nickel, perseroan bisa mengampanyekan tentang sustainable mining dan mengajak perusahan tambang di Indonesia untuk berkomitmen menjaga lingkungan.
“Kami berharap penerapan good mining practices yang sudah berjalan sejak lama bisa diterapkan pula perusahaan tambang lainnya di Indonesia, karena bagi perseroan penting menerapkan pertambangan berkelanjutan untuk masa depan,” jelasnya.
Dia menambahkan, praktik pertambangan yang dijalankan PT Vale senantiasa merujuk pada tiga indikator, yakni Environmental, Social and Governance (ESG).
Pada kesempatan kunjungan PT Weda Bay Nickel, ada improvement yang bisa dijadikan salah satu acuan dalam memanfaatkan limbah slag.
“Slag di PT Weda Bay diubah menjadi batu bata dan dihibahkan kepada masyarakat untuk dimanfaatkan, dan itu masukan yang positif,” imbuhnya. RHT