SULTENG RAYA – Terkait pernyataan peneliti astronomi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang Hasanuddin di media sosial (Medsos) yang mengancam akan membunuh warga Muhammadiyah karena beda saat merayakan hari raya Idul Fitri 2023 lalu, sangat melukai sebagian besar perasaan umat Islam di Indonesia.
Salah seorang tokoh pemuda Islam di Sulawesi Tengah (Sulteng) yang juga eks Napiter Poso, Muh. Farid Podungge melalui rilisnya kepada sejumlah media menegaskan, sebagai bagian kaum muslimin sekaligus mewakili umat Islam yang ada di Sulawesi Tengah, meminta kepada yang bersangkutan untuk beristighfar dan memohon ampun kepada Allah SWT atas statement yang dibuat. “Segaralah bertaubat dan mohon ampunan Tuhan MU,” kata Farid kepada media ini, Rabu (26/4/2023).
Ditegaskan Farid, agar Andi Pangerang mempertanggungjawabkan konsekuensi hukum dari pernyataannya serta meminta maaf secara terbuka melalui media nasional kepada seluruh warga Muhammadiyah.
Selain itu, Farid juga meminta agar aparat penegak hukum (APH) dapat mengusut dan menyelidiki secara objektif kasus ini. Menindak pelaku intoleran ini agar menjadi pembelajaran bagi masyarakat luas, agar kasus ini menjadi pelajaran bagi semua pihak. Bahkan, secara gamblang dan tegas, sosok yang saat ini aktif dan turut serta melakukan kegiatan pembinaan terhadap sejumlah eks Napiter menyatakan, seharusnya tidak ada tempat bagi pemecah belah persatuan bangsa di republik ini.
“Berbagai upaya yang mengarahkan pada Des intregasi bangsa, sudah mestinya ditindak tegas dan jamgan pernah memberi ruang pada siapapun. Bukankah regulasi terkuat isu ini sudah jelas aturan mainnya, sehingga tindakan tegas harus segera ditindak lanjuti,” tegas Farid. SYM