Selain Untad, Mitra yang terlibat dalam kegiatan ini antara lain Kementerian Komunikasi dan Digital, Badan Pengatur Badan Usaha Milik Negara, Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, Politeknik Negeri Kupang, Universitas Brawijaya, Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI), Universitas Al-Azhar Mataram, Universitas Syiah Kuala Aceh, Institut Teknologi Bandung (ITB), STIKES Budi Luhur Cimahi, LPK Bahana Inspirasi Muda, Majelis Alumni Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), serta Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan.

Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Mukhtarudin, dalam sambutannya mengatakan bahwa penandatanganan Nota Kesepahaman tersebut merupakan bagian dari sinergi lintas sektor yang melibatkan sejumlah mitra strategis dari unsur kementerian, pemerintah daerah, perguruan tinggi, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, serta institusi layanan kesehatan.

Pihaknya menegaskan bahwa pelindungan Pekerja Migran Indonesia merupakan prioritas negara. Olehnya itu, keterlibatan perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam mendukung kebijakan tersebut melalui pendekatan akademik, riset, peningkatan kompetensi, serta penguatan edukasi publik.

“Kerja sama ini sejalan dengan arahan Bapak Presiden Republik Indonesia untuk memperkuat pelindungan Pekerja Migran Indonesia secara menyeluruh, mulai dari tahap pra-penempatan, masa bekerja di luar negeri, hingga pasca kepulangan. Selain aspek pelindungan, peningkatan kualitas dan keterampilan calon pekerja migran melalui pendidikan dan pelatihan vokasi juga menjadi fokus utama,”ujar Menteri.

Untuk itu, melalui kerja sama ini, Universitas Tadulako berkomitmen untuk berperan aktif dalam mendukung penguatan sumber daya manusia yang berdaya saing global serta mendorong pelindungan Pekerja Migran Indonesia dari berbagai risiko. Ke depan, sinergi ini diharapkan mampu menghasilkan program-program konkret yang dapat memberikan manfaat nyata bagi Pekerja Migran Indonesia maupun masyarakat luas.*ENG