Meski kehilangan satu pemain, Khatulistiwa justru tampil lebih disiplin, bertahan rapat, dan sesekali melancarkan serangan balik berbahaya.

Memasuki babak kedua, pelatih kedua tim melakukan sejumlah pergantian yang membuat tempo pertandingan naik drastis.

Khatulistiwa bahkan nyaris memecah kebuntuan ketika Anggi tinggal berhadapan dengan Muamar, namun tendangannya masih melebar tipis di sisi kanan gawang. Tobar terus menggempur, tapi tembok pertahanan Khatulistiwa terlalu tebal untuk ditembus.

Hingga peluit panjang berbunyi, skor kacamata tetap bertahan. Tambahan satu poin bagi Khatulistiwa terasa manis mengingat mereka bermain timpang sejak awal laga.

Sementara bagi Putra Tobar, dominasi tanpa gol menjadi pekerjaan rumah yang harus segera dibenahi. AJI