SULTENG RAYA – Universitas Tadulako (Untad) menggelar audiensi dengan Perwakilan Masyarakat Tondo pada Senin pagi (01/12/2025).

Audiensi itu sebagai tindak lanjut atas insiden bentrokan yang terjadi pada Jumat sore (28/11/2025). Pertemuan yang berlangsung kondusif di Gerbang Utama Untad ini dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum, serta para dekan dan wakil dekan dari seluruh fakultas.

Audiensi tersebut menjadi ruang dialog terbuka untuk memperjelas penanganan kasus sekaligus menegaskan komitmen Untad dalam menjaga keamanan kampus serta keharmonisan hubungan dengan masyarakat sekitar.

Dalam orasinya, Perwakilan Masyarakat Tondo, H. Nanang, meminta agar mahasiswa yang diduga menjadi pemicu bentrokan diproses secara tegas, termasuk kemungkinan pemberhentian jika terbukti melakukan pemukulan dan provokasi.

Mereka juga mendorong peningkatan sistem pengawasan, seperti pemasangan CCTV di titik-titik rawan, mengingat tindakan anarkis dinilai kerap terjadi akibat sanksi yang kurang memberi efek jera. Masyarakat berharap insiden serupa tidak kembali terulang dan menekankan pentingnya ketegasan universitas dalam memutus budaya tawuran.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Ir. Sagaf Djalalemba, M.P., menyampaikan langkah-langkah yang telah dan akan ditempuh universitas. Ia menegaskan keprihatinan mendalam atas insiden tersebut dan memastikan bahwa mahasiswa yang terbukti melakukan pemukulan, pelemparan, provokasi, maupun terlibat dalam aksi lanjutan akan dikenakan sanksi tegas, termasuk kemungkinan pencabutan status mahasiswa.