Menurutnya, transparansi dan profesionalitas adalah kunci untuk membangun kepercayaan sekaligus menciptakan iklim olahraga yang sehat dan kompetitif di Parigi Moutong.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Panitia Pelaksana Porkab Cabor Tenis Lapangan, Roni Saputra, memberikan tanggapan terkait sorotan KONI terhadap pengurus PELTI. Ia menilai kritik tersebut merupakan penegasan penting yang harus dijadikan evaluasi serius oleh jajaran pengurus PELTI Kabupaten Parigi Moutong.
“Ini murni inisiatif kami. Sejak awal pengurus PELTI yang nyaris diberi sanksi oleh KONI, membuka pertandingan secara resmi mendampingi Ketua Panitia Porkab KONI Parigi Moutong. Namun pada akhir kegiatan, kami justru ditinggalkan oleh pengurus PELTI sehingga penutupan nyaris tidak terlaksana dan dapat mencederai semangat atlet,” ujar Roni.
Ia pun menambahkan bahwa pihak panitia telah melaporkan seluruh kejadian tersebut kepada Panitia Porkab KONI Parigi Moutong sebagai bahan evaluasi.
“Kami tadi juga sempat berbicara bertiga bersama Ketua PELTI dan Sekretaris KONI pada acara penutupan, agar kepengurusan PELTI Kabupaten dapat disegarkan kembali sehingga hal-hal yang berpotensi merusak semangat atlet tidak terulang. Dan hal tersebut disahuti Ketua PELTI, saya bersama beberapa klub tenis di Parigi juga akan menyurati Pengurus PELTI Provinsi terkait persoalan ini,” sambungnya.
Meski dilaksanakan dengan keterbatasan anggaran, pelaksanaan Porkab cabor tenis berlangsung meriah. Suasana menghangat kembali ketika para atlet menerima piala penghargaan, piagam, serta uang saku pembinaan bagi juara pertama ganda putra maupun putri. AJI